EKONOMI GLOBAL

Wah, Sri Mulyani Masuk Radar Kandidat Presiden Bank Dunia

Redaksi DDTCNews | Jumat, 11 Januari 2019 | 18:25 WIB
Wah, Sri Mulyani Masuk Radar Kandidat Presiden Bank Dunia

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA, DDTCNews—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masuk dalam hitungan untuk menduduki kursi Presiden Bank Dunia yang lowong bulan depan. Hal tersebut keluar dari lembaga riset ekonomi Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF).

Ketua OMFIF Amerika Serikat Mark Sobel mengatakan kandidat dari negara emerging market idealnya muncul untuk mengisi kursi kosong pimpinan Bank Dunia setelah ditinggal Jim Yong Kim. Dengan demikian, kepentingan negara-negara yang tengah berkembang dapat diakomodasi.

Menurutnya, selama ini lembaga keuangan internasional didominasi dua poros utama kekuatan ekonomi, yakni Eropa di Dana Moneter Internasional dan Amerika Serikat di Bank Dunia.

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Hal tersebut berlaku sejak akhir Perang Dunia II hingga kini, dimana terwakili oleh Christine Lagarde di IMF dari Eropa dan Jim Yong Kim di Bank Dunia yang merupakan keturunan Korea-AS.

“Inilah waktu untuk perubahan. Mereka [negara emerging market] harus aktif dan menemukan kandidat yang kuat,”katanya seperti dilansir laman omfif.org, Jumat (11/1/2019).

Sobel kemudian menyebutkan setidaknya dua kandidat dari negara emerging market yang dinilai mempunyai kapasitas dan kompetensi untuk menduduki kursi orang nomor satu di Bank Dunia. Dua sosok itu adalah Menkeu Indonesia Sri Mulyani dan Menkeu Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Menurutnya, keduanya mempunyai modal mumpuni untuk duduk sebagai Presiden Bank Dunia. Pasalnya, masing-masing pernah mencicipi posisi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Selain itu, itu ada urgensi untuk memilih pemimpin Bank Dunia yang tidak merepresentasikan Eropa maupun Amerika Serikat. Situasi ekonomi global yang mengarah kepada regionalisme dan meningkatnya aksi unilateral membutuhkan pendekatan baru. Hal tersebut kemudian diterjemahkan dengan memilih individu unggul yang berasal dari negara dunia ketiga.

“Memilih presiden yang bukan Amerika atau Eropa akan meningkatkan kedudukan global IMF dan Bank Dunia. Itu akan sangat membantu melawan penyimpangan ekonomi yang menuju kepada regionalisme,” imbuhnya. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN