PEREKONOMIAN INDONESIA

Waduh, Perang Rusia-Ukraina dan Inflasi AS Ganjal Pemulihan Ekonomi

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 26 Maret 2022 | 06:30 WIB
Waduh, Perang Rusia-Ukraina dan Inflasi AS Ganjal Pemulihan Ekonomi

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mewaspadai adanya risiko perekonomian global yang terus mengalami eskalasi, meskipun kondisi pemulihan ekonomi di dalam negeri terus berlanjut.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa salah satu sentimen terbesar saat ini adalah eskalasi tensi politik antara Rusia dan Ukraina. Kondisi ini berpeluang membuat peningkatan tajam dari harga komoditas, khususnya harga energi dan harga komoditas pangan.

Harga batubara dan crude palm oil (CPO) pun turut mengalami kenaikan. Demikian juga dengan nikel yang harganya meningkat dengan sangat cepat.

Baca Juga:
Retaliasi China, Produk Asal AS Bakal Dikenai Bea Masuk Tambahan

“Beberapa waktu kita mendengar possibility percepatan normalisasi moneter di Amerika Serikat. Belakangan kita melihat tensi Rusia dan Ukraina menjadi tereksklusi dan ini menjadi risiko global yang besar. Ini harus kita waspadai,” ujar Wamenkeu secara daring dalam DBS Asian Insight Conference 2022, dikutip Sabtu (21/3/2022).

Wamenkeu mengatakan posisi inflasi di Amerika Serikat saat ini mencapai tingkat tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Hal ini bisa berdampak pada volatilitas pasar keuangan global.

Adapun volatilitas pasar keuangan global juga mengalami kenaikan akibat sentimen geopolitik tersebut, meskipun beberapa hari terakhir sedikit mengalami penurunan. Namun, Wamenkeu menekankan bahwa tekanan pasar keuangan global ini harus terus diwaspadai.

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

“Ini semua bisa menjadi downside risk bagi prospek pertumbuhan global yang nantinya harus kita antisipasi ke dalam Indonesia,” ujar Wamenkeu.

Untuk itu, kata Wamenkeu, pemerintah melalui kebijakan fiskal akan terus mewaspadai dampak rambatan tersebut terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

“Kalau kondisi globalnya menjadi lebih volatile, kita mesti waspadai. Lewat channel keuangan seperti apa nanti dampaknya, lewat channel perdagangan juga bisa jadi ada dampak, di domestik dampaknya pada inflasi. Dampaknya pada pertumbuhan harus kita monitor dan antisipasi bersama,” kata Wamenkeu.

Baca Juga:
Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab

Di sisi lain, Wamenkeu berharap pertumbuhan ekonomi kuartal I/2022 akan tumbuh lebih baik, sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia.

“Tahun ini moga-moga kita masih mendapatkan kombinasi antara dorongan pemulihan, pertumbuhan ekonomi akibat dorongan pemulihan maupun dorongan angka pertumbuhan ekonomi yang karena tahun lalunya masih slightly negatif. Ini semacam technical rebound kita masih dapatkan,” ujar Wamenkeu. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko