STABILITAS NILAI TUKAR

Waduh, Dolar Sudah Rp15.074

Redaksi DDTCNews | Selasa, 02 Oktober 2018 | 12:27 WIB
Waduh, Dolar Sudah Rp15.074

JAKARTA, DDTCNews – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menembus batas psikologis Rp15.000 hari ini, Selasa (2/10/2018). Hingga pukul 12.21, nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah mencapai Rp15.074.

Sebelum rupiah menembus level psikologis tersebut, IHSG diperdagangkan di level 5.954,61 atau menguat 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (1/10/2018). Kini, IHSG sesi I justru ditutup melemah 0,4% ke level 5.920,89.

Ini adalah level rupiah tertinggi sejak krisis moneter 1998, persisnya 9 Juli 1998. Belum ada komentar resmi dari pemerintah atau Bank Indonesia mengenai hal ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum berkomentar banyak mengenai hal ini.

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Saat mengisi suatu acara di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Selasa pagi untuk memberikan penghargaan kepada pegawai pajak, dia mengaku mesti segera pergi ke Istana Negara. “Nanti aja deh habis sidang kabinet,” ujarnya.

Kejatuhan rupiah juga diikuti oleh kejatuhan saham-saham perbankan besar di bursa. Harga saham-saham perbankan seperti Bank Mandiri, BNI, CIMB Niaga, BRI semua rontok pada sesi I tadi. Hanya harga saham BCA yang masih stabil.

Risiko perlemahan rupiah juga masih terbuka. Dari sisi eksternal, The Federal Reserve kemungkinan besar masih akan menaikkan suku bunga tahun ini. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate pada rapat 19 Desember mencapai 78,5%.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Saat ini, suku bunga acuan di AS ada di 2%-2,25% atau median 2,125%. Pada akhir 2020, The Fed menargetkan suku bunga berada di median 3,4%. Oleh karena itu, kemungkinan akan ada tiga kali kenaikan lagi pada 2019 dan setidaknya sekali pada 2020.

Hal itu berarti, arus modal berpeluang untuk terus kembali ke AS. Sebab kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbal hasil investasi di Negeri Paman Sam tersebut, terutama pada instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN