PMK 74/2022

Tunda Bayar Cukai untuk Pengusaha Pabrik & Importir, Begini Skemanya

Nora Galuh Candra Asmarani | Jumat, 29 April 2022 | 13:00 WIB
Tunda Bayar Cukai untuk Pengusaha Pabrik & Importir, Begini Skemanya

Pekerja menyelesaikan pembuatan mukena di Pabrik Mukena Siti Khadijah, Cinere, Depok, Jawa Barat, Senin (25/4/2022). Produksi mukena di pabrik tersebut mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjelang Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1443 H dan diekspor hingga ke Malaysia. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
 

JAKARTA, DDTCNews – Pengusaha pabrik atau importir yang ingin mendapatkan penundaan pembayaran cukai harus mengajukan permohonan.

Permohonan penundaan pembayaran cukai tersebut harus disampaikan kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai. Adapun permohonan itu disusun sesuai dengan contoh format dalam Lampiran huruf A PMK 74/2022.

“Untuk mendapatkan..., pengusaha pabrik atau importir harus mengajukan permohonan pemberian penundaan...kepada kepala kantor bea dan cukai dengan menggunakan contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran huruf A,” bunyi Pasal 6 PMK 74/2022, dikutip Jumat (29/4/2022)

Baca Juga:
Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Selain itu, pengusaha pabrik atau importir harus melengkapi permohonan tersebut dengan perhitungan pagu penundaan. Pagu penundaan adalah batasan tertinggi nilai cukai atas pemesanan pita cukai dengan penundaan.

Pagu penggunaan tersebut telah ditetapkan besarannya. Untuk pengusaha pabrik, pagu penundaan diberikan sebesar 3 kali dari rata-rata nilai cukai paling tinggi. Rata-rata tersebut dihitung berdasarkan pemesanan pita cukai dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau 3 bulan terakhir.

Selanjutnya, untuk importir pagu penundaan diberikan sebesar 2 kali dari rata-rata nilai cukai paling tinggi. Rata-rata tersebut dihitung berdasarkan pemesanan pita cukai dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau 3 bulan terakhir.

Baca Juga:
Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Sementara itu untuk pengusaha pabrik, seperti yang diatur dalam pada Pasal 2 ayat (2) huruf c PMK 74/2022, dapat memperoleh pagu anggaran sebesar 4,5 kali dari rata-rata nilai cukai paling tinggi. Rata-rata itu juga dihitung berdasarkan pemesanan pita cukai dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau 3 bulan terakhir.

Pengusaha pabrik yang dimaksud merupakan pengusaha pabrik yang memperoleh penundaan selama 90 hari sejak tanggal pemesanan pita cukai. Pengusaha pabrik ini merupakan pengusaha pabrik yang berada di dalam sentra atau kawasan tempat pemusatan kegiatan industri barang kena cukai (BKC).

Selain itu, pengusaha pabrik di atas juga mencakup pengusaha pabrik yang telah mengekspor BKC yang jumlahnya lebih besar dari jumlah BKC yang dijual di dalam negeri selama 1 tahun sebelum tahun anggaran berjalan.

Baca Juga:
Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Khusus untuk pengusaha pabrik golongan ini, permohonan penundaan harus dilengkapi di antara 2 berkas. Pertama, salinan atau foto kopi keputusan mengenai izin penyelenggaraan sentra atau kawasan tempat pemusatan kegiatan industri BKC.

Kedua, rekapitulasi ekspor BKC yang jumlahnya lebih besar dari jumlah BKC yang dijual di dalam negeri selama 1 tahun sebelum tahun anggaran berjalan. Rekapitulasi ekspor ini dapat disusun sesuai dengan contoh format dalam lampiran huruf C PMK 74/2022.

Permohon yang telah diajukan akan ditetiliti oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai. Penelitian tersebut untuk memeriksa pemenuhan persyaratan dan kebenaran perhitungan pagu penundaan serta kelengkapan permohonan.

Berdasarkan hasil penelitian, Kepala Kantor Bea dan Cukai akan memberikan keputusan persetujuan atau penolakan. Keputusan tersebut akan diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Hansen 07 Juli 2022 | 16:59 WIB

ga di tulis syaratnya tunda bayar harus pkp.. pkp minimal omsel 4.8 M yang di bawahnya ga bisa.. yang di bantu kan harusnya perusahaan yang omset di bawah 4.8 M bukan yang udah di atas omset..

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Selasa, 28 Januari 2025 | 13:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai?

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses