Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah tetap menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran pada tahun ini.
Berkat penggunaan SAL, pemerintah mampu menekan pembiayaan utang meski pendapatan negara hingga Mei 2024 masih mencatatkan penurunan dan belanja negara terus naik.
"Mengingat dari sisi Fed fund rate belum turun dan kurs rupiah kita mengalami tekanan sebesar 6% maka strategi pembiayaan harus dikelola secara hati-hati," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dikutip pada Jumat (28/6/2024).
Hingga Mei 2024, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp132,2 triliun, atau 20,4% dari pagu pembiayaan utang dalam setahun penuh senilai Rp648,1 triliun. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pembiayaan utang tersebut turun 12,2%.
Secara lebih terperinci, realisasi pembiayaan utang dalam bentuk SBN hingga Mei 2024 mencapai Rp141,6 triliun, turun 2% dibandingkan dengan realisasi utang SBN pada periode yang sama tahun lalu.
Pembiayaan utang mampu terjaga rendah meski pendapatan negara turun 7,1% menjadi Rp1.123,5 triliun dan realisasi belanja negara tumbuh 14% menjadi Rp1.145,3 triliun.
"Ini suatu langkah yang disebut manajemen fiskal yang prudent dan antisipatif sehingga SBN tidak mengalami tekanan yang sifatnya besar dan tidak rasional. Ini cara kami mengelola APBN secara hati-hati dan selalu antisipatif," ujar Sri Mulyani.
Sebagai informasi, SAL merupakan akumulasi sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun anggaran berjalan ditambah/dikurangi penyesuaian SAL.
Merujuk pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2023, SAL per 31 Desember 2023 mencapai Rp459,5 triliun. SAL tersebut bisa digunakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran pada tahun ini. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.