Buruh mengangkat elpiji tiga kilogram ke atas kapal motor di Pelabuhan Rakyat, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/10/2024). Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) memproyeksikan kebutuhan kuota LPG 3 kilogram untuk tahun 2025 berada dilevel 8,17 juta metrik ton (mt) atau lebih tinggi 2,1% dari kuota tahun 2024 sebesar 8,03 juta metrik ton (mt). ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Swasembada energi menjadi salah satu target yang ingin dicapai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ada beberapa strategi yang akan dijalankan untuk mencapai target tersebut, di antaranya adalah peningkatan lifting minyak dan konversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik.
Wakil Menteri ESDM Yuliot mengatakan arahan Presiden Prabowo terkait dengan sektor energi menekankan 2 hal utama, yaitu ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang baik untuk mendukung pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.
"Pertama, bagaimana memastikan ketahanan energi. Kedua, pengelolaan SDA harus optimal agar bisa mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Yuliot, dikutip pada Kamis (24/10/2024).
Yuliot juga menegaskan pentingnya kendali penuh oleh Kementerian ESDM dalam pelaksanaan program tersebut, tanpa bergantung pada kementerian atau lembaga lain.
Untuk mencapai swasembada energi, Kementerian ESDM akan fokus pada peningkatan lifting minyak yang saat ini berada di angka sekitar 600.000 barel per hari. Yuliot menekankan perlunya peningkatan produksi minyak sesuai dengan target nasional guna mendukung ketahanan energi.
Selain itu, konversi kendaraan BBM ke listrik juga menjadi prioritas.
"Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, konsumsi BBM akan berkurang. Ini salah satu strategi penting kita," jelas Yuliot.
Upaya lain yang dilakukan untuk menekan konsumsi BBM adalah pengoptimalan program Bahan Bakar Nabati (BBN), yang saat ini berada di level B35. Pemerintah berencana meningkatkan campuran biodiesel menjadi B40, B50, hingga B60.
"Saat ini masih di B35, tapi ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Ini membutuhkan kebijakan pendukung, termasuk terkait bahan baku biosolar yang berasal dari kelapa sawit. Kita akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar," pungkas Yuliot.
Upaya peningkatan lifting minyak, konversi kendaraan, dan pengembangan bahan bakar nabati menjadi bagian integral dari strategi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi, sekaligus mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.