INGGRIS

Tangis dan Sorak Sorai Pecah Saat Inggris Resmi Pisah dari Uni Eropa

Dian Kurniati | Kamis, 30 Januari 2020 | 09:28 WIB
Tangis dan Sorak Sorai Pecah Saat Inggris Resmi Pisah dari Uni Eropa

ilustrasi.

BRUSSEL, DDTCNews—Parlemen Eropa telah memberikan restu untuk Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa atau dikenal dengan sebutan Brexit setelah menjadi anggota kawasan selama hampir setengah abad.

Setelah melalui debat emosional disertai tangisan beberapa pembicara, hasil pemungutan suara mencatatkan 621 mendukung dan 49 menentang kesepakatan Brexit. Inggris resmi keluar dari Uni Eropa mulai Jumat (30/01/2020) malam.

Usai resmi meninggalkan Uni Eropa, Inggris akan memasuki masa transisi selama 11 bulan untuk membicarakan bentuk kerja sama perdagangan dan keamanan dengan Uni Eropa ke depannya.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa bentuk kerja sama Uni Eropa dan Inggris tampaknya masih sama ketika Inggris masih menjadi bagian dari serikat yang sama.

“Namun kedua belah pihak tetap memiliki pekerjaan untuk mencari hasil terbaik,” katanya

Perjanjian Brexit telah melewati proses negosiasi berliku selama dua tahun antara Brussels dan perdana menteri Inggris.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Perjanjian tersebut mewajibkan Inggris membayar tagihan perpisahan senilai 39 miliar poundsterling, yang sebagian telah dibayarkan, melindungi hak-hak warga negara di luar negeri, dan menetapkan perbatasan dengan Irlandia.

Dilansir dari Financial Times, Uni Eropa mengharapkan tak ada ketegangan dengan Irlandia saat Inggris memulai perjanjian penetapan perbatasan wilayah. Uni Eropa berharap ada kesepakatan yang damai di antara kedua negara.

Kekhawatiran Uni Eropa bukan tanpa sebab. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sempat berjanji selama kampanye pemilihan umum Inggris, bahwa tidak akan ada pemeriksaan pada barang-barang dari Inggris ke Irlandia Utara, atau sebaliknya.

Namun demikian, janji tersebut ternyata bertentangan dengan mekanisme bea cukai dan sistem peraturan yang ditetapkan dalam kesepakatan. Untuk itu, kata Leyen, Uni Eropa akan memastikan terus memonitor perjanjian antara Inggris dan Irlandia. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN