Petugas mengecek pipa pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024). Pengembangan kapasitas PLTP nasional ditargetkan mencapai 10,5 GW pada 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.
BANDUNG, DDTCNews - Investasi di sektor panas bumi dinilai makin diminati seiring dengan berbagai insentif perpajakan yang diberikan pemerintah.
Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi PT Geo Dipa Energi (Persero) Ilen Kardani mengatakan pemerintah telah memberikan berbagai insentif perpajakan yang cukup untuk menarik minat investor. Pemerintah pun telah menerima banyak komitmen investasi di sektor panas bumi.
"Keringanan pajak sudah cukup, sudah memadai, untuk menarik investor," katanya, dikutip pada Jumat (8/11/2024).
Ilen mengatakan investasi di sektor panas bumi makin bergairah pada beberapa tahun terakhir. PT Geo Dipa Energi pun memiliki beberapa proyek yang perlu segera direalisasikan.
Dia menjelaskan banyak investor yang telah menawar untuk bekerja sama pada beberapa unit proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng dan PLTP Patuha. Investasi di sektor panas bumi ini diperkirakan terus meningkat dalam 1 dekade mendatang.
Terlebih, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Selain itu, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia yang sebesar 2,3 GW juga menempati urutan kedua di dunia.
"Sudah banyak yang menawar, sudah banyak yang ingin bekerja sama mengembangkan geothermal di sana," ujarnya.
Pemerintah telah menyediakan berbagai skema insentif perpajakan untuk mendukung pengembangan energi panas bumi. Beberapa di antaranya yakni tax holiday, pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor, serta pembebasan pajak bumi dan bangunan (PBB) selama masa eksplorasi. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.