ANGGARAN BELANJA NEGARA

Sri Mulyani: Entaskan Kemiskinan, APBN Harus Dijaga

Redaksi DDTCNews | Senin, 21 Agustus 2017 | 09:32 WIB
Sri Mulyani: Entaskan Kemiskinan, APBN Harus Dijaga

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran belanja akan dimanfaatkan lebih optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meski begitu, menurut Sri besarnya anggaran belanja harus diimbangi dengan penerimaan negara.

"APBN harus digunakan untuk menciptakan pemerataan dan keadilan yang lebih banyak, sehingga sesuai dengan tema RAPBN 2018. Kami ingin membuat perekonomian nasional lebih bergerak melalui alokasi anggaran belanja yang lebih merata," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (18/8).

Dia pun mengharapkan anggaran belanja bisa mengatasi angka kemiskinan hingga di bawah 10% melalui subsidi, dana alokasi khusus (DAK) dan dana desa. Langkah tersebut dianggap cukup efektif untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan yang masih terjadi di beberapa daerah.

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Adapun salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan membangun infrastruktur supaya masyarakat berpenghasilan rendah bisa dengan mudah terkoneksi langsung dengan pasar. Upaya itu diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk membantu aktivitas perekonomian yang lebih berkelanjutan.

Sri mengakui tantangan terbesar dalam mengentaskan kemiskinan yakni dengan menjaga anggaran APBN tidak bocor. Mengingat, pemerintah ingin penyaluran anggaran belanja APBN bisa menyasar kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkannya.

Mantan Direktur Bank Dunia itu merasa optimis melalui berbagai penyaluran belanja yang lebih tepat sasaran dan memperhatikan penerimaan negara, perekonomian nasional akan lebih kuat menghadapi ketidakpastian perekonomian global dan bahkan masih belum sepenuhnya pulih.

Di samping itu, besarnya anggaran belanja dalam RAPBN 2018 yang sebesar Rp2.204,3 triliun cukup berselisih jauh dengan penerimaan negara yang diasumsikan hanya sebesar Rp1.878,4 triliun, sehingga pemerintah masih membutuhkan Rp326 triliun untuk memenuhi anggaran belanja tahun depan. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN