PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Akui Sulit Bikin Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Kenapa?

Dian Kurniati | Senin, 30 Agustus 2021 | 14:43 WIB
Sri Mulyani Akui Sulit Bikin Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Kenapa?

Paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 akan berkisar 5,0% hingga 5,5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pembuatan proyeksi pertumbuhan adalah pekerjaan yang paling sulit dilakukannya. Alasannya, ujar menkeu, pandemi Covid-19 masih akan menyebabkan ketidakpastian sehingga kinerja ekonomi sulit diprediksi.

"Ini adalah salah satu forecast yang mungkin paling sulit dalam situasi ketidakpastian begitu banyak," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (30/8/2021).

Baca Juga:
Angka PDB Nominal Dirilis, Ketahuan Tax Ratio RI 2024 Hanya 10,08%!

Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak bisa memprediksi perkembangan pandemi Covid-19 secara keseluruhan. Ketika semua ahli memberikan pandangan, pemerintah tetap melihat adanya ketidakpastian mengenai kelanjutan pandemi pada 2022.

Menurut Sri Mulyani, kinerja perekonomian 2022 juga tergantung capaian program vaksinasi Covid-19. Di sisi lain, pulihnya perekonomian dunia juga akan memberikan dampak dukungan yang cukup baik bagi Indonesia.

Berdasarkan komponen, pemerintah menargetkan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang ekonomi mampu tumbuh 5,0%-5,3%. Sedangkan konsumsi pemerintah diprediksi tumbuh 2,8%-4,5%. Kemudian, investasi diproyeksi tumbuh 5,6%-7,0%, ekspor 5,8%-7,9%, dan impor 6,0%-8,6%.

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Sementara berdasarkan sektor produksi utamanya, industri pengolahan diperkirakan akan tumbuh 4,9%-5,6%. Sektor tersebut biasanya menjadi penyumbang pertumbuhan yang paling besar setiap tahun.

Berikutnya sektor pertanian ditargetkan tumbuh 3,6%-4,0%, perdagangan 4,9%-5,5%, serta konstruksi 6,0%-7,0%. Sektor pertambangan diproyeksi tumbuh 2,1%-2,5% serta jasa keuangan berada di rentang 4,3%-4,9%.

"Kami berharap sektor-sektor produksi kita tidak mengalami damage yang terlalu dalam karena pandemi. Sehingga pada saat ekonomi pulih, mereka juga bisa aktif kembali," ujar Sri Mulyani. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

31 Agustus 2021 | 12:47 WIB

Moga Pandemi ini Cepat berakhir.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:00 WIB APBN 2025

Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko