Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024, Jumat (22/12/2023).
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kinerja perekonomian nasional akan positif pada 2024.
Menurut Jokowi, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini masih terjaga baik. Selain itu, Jokowi menilai situasi politik Indonesia juga masih stabil meskipun ada pelaksanaan pemilihan umum (pemilu).
“Memasuki tahun 2024 ini, kita tidak punya alasan untuk tidak optimis. Kita memiliki modal untuk optimis itu, baik modal ekonomi maupun juga modal politik," katanya dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024, Jumat (22/12/2023).
Menakhodai ‘kapal besar’ Indonesia, sambung Jokowi, memang tidak mudah di tengah berbagai ketidakpastian global. Upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih ekspansif juga harus disertai dengan kehati-hatian.
Dia menjelaskan ada 96 negara yang ‘sakit’ dan menjadi pasien International Monetary Fund (IMF). Kondisi ini menunjukkan perekonomian dunia sedang sangat berat. Namun demikian, Indonesia masih mampu bertahan dan tumbuh.
Dari sisi ekonomi, Indonesia tercatat mampu tumbuh di kisaran 5% pada sepanjang kuartal I/2023 hingga III/2023. Angka tersebut jauh, lanjut Jowi, tercatat lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya tumbuh 2,9%.
Kemudian, mengenai inflasi, Indonesia mampu menjaganya pada level 2,86%, jauh di bawah rata-rata inflasi global yang berkisar 7,2%. Kemudian, terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,5 juta orang sepanjang Agustus 2022 hingga Agustus 2023.
Selain itu, turut disinggung PMI manufaktur Indonesia yang masih berada pada level ekspansif sebesar 51,7 pada November 2023. Kemudian, neraca perdagangan Indonesia tercatat masih surplus selama 43 bulan terakhir.
Di sisi lain, Jokowi menilai situasi politik yang stabil akan mendukung pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Menurutnya, suasana pemilu 2024 relatif adem apabila dibandingkan dengan 2 periode sebelumnya, yakni 2014 dan 2019.
“Saya masih optimistis pertumbuhan ekonomi kita akan berada di kisaran 5%. Namun, kalau orang Jawa bilang tetep eling lan waspodo," ujarnya.
Jokowi menambahkan beberapa tantangan yang perlu diwaspadai pada 2023 antara lain pelemahan ekonomi China, konflik di Timur Tengah, serta volatilitas harga komoditas terutama pangan.
Di tengah tantangan tersebut, dia menegaskan pemerintah akan terus berupaya menarik investasi, terutama yang fokus pada mampu menciptakan nilai tambah, serta penguatan ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.