Kepala BPS Margo Yuwono saat memberikan keterangan pers. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada sepanjang 2022 mengalami surplus senilai US$54,45 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus tersebut berasal dari ekspor senilai US$291,98 miliar dan impor US$237,52 miliar. Khusus Desember 2022, surplus neraca perdagangannya senilai US$3,89 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai Desember 2022 mencatatkan surplus 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," katanya, Senin (16/1/2023).
Margo mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2022 yang senilai US$23,83 miliar mengalami kenaikan 6,58% secara tahunan. Ekspor nonmigas tercatat senilai US$22,35 miliar atau naik 4,99% jika dibandingkan dengan Desember 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Desember 2022 yang mencapai mencapai US$291,98 miliar juga naik 26,07% jika dibandingkan dengan capaian pada 2021. Khusus ekspor nonmigas, terjadi kenaikan sebesar 25,8%.
Secara bulanan, peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar 41,5%, sedangkan penurunan terbesar dialami komoditas bahan bakar mineral sebesar 9,44%.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada Januari hingga Desember 2022 naik 16,45% dibandingkan dengan 2021. Demikian pula ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik 10,52%, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 71,22%.
Ekspor nonmigas pada Desember 2022 yang terbesar terjadi ke China senilai US$5,79 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,06 miliar, dan Jepang US$2,08 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,39%.
Dari sisi impor, dia memaparkan nilainya mencapai US$19,94 miliar atau mengalami penurunan 6,61% dibandingkan dengan Desember 2021. Impor migas turun 5,23% secara tahunan, sedangkan impor nonmigas turun 6,87%.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar sepanjang 2022 yakni China senilai US$67,16 miliar atau 34,07%, diikuti Jepang US$17,08 miliar, dan Thailand US$10,85 miliar.
Adapun menurut golongan penggunaan barang, Margo menyebut nilai impor pada barang konsumsi sepanjang 2022 mengalami penurunan 1,74%, sedangkan bahan baku/penolong naik 23,04%, dan barang modal naik 26,99%. Impor bahan baku/penolong pada tahun lalu menyumbang 76,34% dari total impor Indonesia.
"Bahan baku/penolong yang meningkat cukup tajam memberikan indikasi bahwa sektor-sektor ekonomi domestik sepanjang tahun 2022, terutama pada sektor industri, pasti ada kenaikan di sana," ujarnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.