SIDANG PEMAKZULAN TRUMP

Senat AS Tolak Usulan Demokrat Buka Dokumen Rahasia Gedung Putih

Dian Kurniati | Rabu, 22 Januari 2020 | 15:04 WIB
Senat AS Tolak Usulan Demokrat Buka Dokumen Rahasia Gedung Putih

Presiden AS Donald Trump

WASHINGTON, DDTCNews—Senat AS menolak permintaan Partai Demokrat untuk mendapatkan sejumlah dokumen penting dari Gedung Putih, lembaga federal, dan testimoni dari pejabat-pejabat pemerintah penting lainnya, di mana akan digunakan sebagai bukti dalam sidang pemakzulan Donald Trump.

Usulan tersebut disampaikan Partai Demkorat dalam sidang pemakzulan (impeachment) Presiden AS Donald Trump. Senat yang didominasi Partai Republik menghasilkan suara 53:47 untuk menolak usulan Demokrat.

Dilansir dari New York Times, Demokrat menilai permintaan catatan atau dokumen yang dipegang pemerintah AS diperlukan untuk mendukung pemakzulan Donald Trump .

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Salah satu contoh adalah catatan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa Gordon D. Sondland, di mana disebutkan bahwa Gordon bekerja sama dengan seseorang untuk menekan Ukraina sebagaimana ‘arahan dari Presiden’.

Sayangnya, permintaan Demokrat untuk mendapatkan catatan penting Gordon itu kerap ditolak pemerintah AS. Untuk diketahui proses pemakzulan Trump dipicu oleh skandal percakapan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Trump dituduh menekan Ukraina untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden yang berpotensi menjadi penantang utama dalam pilpres 2020. Atas perbuatannya itu, Trump dinilai telah menyalahgunakan kekuasaan.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley menyebut usulan Demokrat untuk membuka dokumen pemerintah, terutama Ukraina sebagai lelucon.

"Demokrat adalah lelucon. Gagasan bahwa penasihat presiden harus menyerahkan dokumen dan informasi rahasia itu menggelikan," kata Gidley.

Saat sidang pemakzulan berlangsung, Trump tengah berada Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss. Dalam pertemuan itu, Trump berpidato soal ekonomi AS yang kuat. Dia diperkirakan kembali ke Washington pada Rabu malam. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN