KERJA SAMA PERDAGANGAN

Sebut Indonesia-China Mesra, Xi Jinping Dukung Penguatan Perdagangan

Redaksi DDTCNews | Rabu, 27 Juli 2022 | 10:30 WIB
Sebut Indonesia-China Mesra, Xi Jinping Dukung Penguatan Perdagangan

Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping.

BEIJING, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan agenda kunjungan kenegaraannya di China dengan bertemu Presiden Xi Jinping. Perbincangan antara keduanya lebih banyak membahas isu ekonomi global terkini.

Dalam sambutan pengantarnya, Presiden Xi mengucapkan selamat datang dan menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.

“Yang Mulia adalah Kepala Negara pertama yang diterima pihak Tiongkok setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing. Hal ini cukup membuktikan betapa mesranya antara hubungan kedua pihak," ucap Presiden Xi dalam siaran pers Istana Kepresidenan, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga:
Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Merespons sambutan Xi Jinping, Jokowi juga menyampaikan terima kasihnya atas respons hangat yang diberikan pemerintah China. Baik Jokowi dan Xi Jinping kemudian bersepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan kawasan.

"RRT (Republik Rakyat Tiongkok) adalah mitra strategis komprehensif Indonesia. Kita harus mengisi kemitraan tersebut dengan kerja sama yang menguntungkan untuk negara kita, dan sekaligus untuk kawasan dan dunia," ucap Presiden Jokowi.

Adapun Menlu Retno Marsudi dalam keterangannya usai pertemuan mengatakan bahwa selain kerja sama ekonomi, kedua pemimpin juga membahas berbagai isu, antara lain isu kawasan dan dunia.

Baca Juga:
Bappebti Revisi Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Aset Kripto

“Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi RRT dan kawasan. Apalagi saat ini Indonesia memegang Presidensi G-20 dan tahun depan menjadi Ketua Asean,” ucap Retno.

Isu G-20 dan Asean juga dibahas dalam pertemuan. Indonesia, imbuh Retno, menyampaikan penghargaan kepada China atas dukungannya terhadap keketuaan Indonesia di G-20. Kemudian tentang Asean, Indonesia berkomitmen untuk menjadikan kawasan Asean relevan, tidak saja bagi masyarakat Indonesia namun juga untuk kawasan dan dunia.

Presiden Xi, lanjut Retno, memberikan apresiasi atas upaya Presiden Jokowi dalam mengupayakan perdamaian dan memperbaiki situasi kemanusiaan antara lain melalui kujungan ke Kyiv dan Moskow. "Kunjungan ini dinilai Presiden Xi menunjukkan tanggung jawab Indonesia sebagai negara besar," kata Retno.

Baca Juga:
Hingga 2028 ESDM Siap Tawarkan 60 Blok Migas untuk Investasi

Retno menambahkan, kedua pemimpin juga membahas mengenai pentingnya kerja sama konkret yang saling menguntungkan dalam konteks Global Development Initiative (GDI).

"Jika kerja sama konkret dapat diwujudkan, maka diharapkan pencapaian SDGs negara berkembang dapat lebih baik," ujar Menlu.

Selain itu, Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa China berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi hijau, antara lain melalui pembangunan Green Industrial Park di Kaltara.

Baca Juga:
Presiden Korsel Jaring Dukungan Penghapusan PPh Investasi Keuangan

"Presiden Xi juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan impor produk pertanian Indonesia," ucap Retno.

Bila dirangkum, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Premier (perdana menteri) Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping pada Selasa (26/7/2022) menghasilkan 7 kesepakatan. Pertama, pembaruan MoU sinergi poros maritim dunia dan Belt Road Initiative. Kedua, MoU kerja sama pengembangan dan penelitian vaksin dan genomika. Ketiga, MoU mengenai pengembangan hijau. Keempat, pengaturan kerja sama kelautan.

Kelima, protokol mengenai ekspor nanas Indonesia. Keenam, pengaturan kerja sama pertukaran informasi dan penegakan pelanggaran kepabeanan. Ketujuh, rencana aksi kerja sama pengembangan kapasitas keamanan siber dan teknologi.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI Beijing Djauhari Oratmangun. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 11:30 WIB PERATURAN BAPPEBTI 9/2024

Bappebti Revisi Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Aset Kripto

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Hingga 2028 ESDM Siap Tawarkan 60 Blok Migas untuk Investasi

Jumat, 18 Oktober 2024 | 18:30 WIB KOREA SELATAN

Presiden Korsel Jaring Dukungan Penghapusan PPh Investasi Keuangan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN