KEBIJAKAN PEMERINTAH

RUU Daerah Khusus Jakarta Disetujui DPR, Hanya PKS yang Menolak

Muhamad Wildan | Kamis, 28 Maret 2024 | 13:15 WIB
RUU Daerah Khusus Jakarta Disetujui DPR, Hanya PKS yang Menolak

Suasana rapat paripurna di DPR. (foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews - DPR resmi memberikan persetujuan terhadap Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ).

RUU DKJ mendapatkan persetujuan dari 8 fraksi di DPR. Hanya ada 1 fraksi yang tidak menyetujui RUU tersebut yakni Fraksi PKS.

"Apakah RUU DKJ dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang? Setuju ya? Terima kasih," ujar Ketua DPR Puan Maharani seraya mengetukkan palu sidangnya dalam rapat paripurna hari ini, Kamis (28/3/2024).

Baca Juga:
Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Dalam rapat paripurna tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan RUU DKJ diperlukan sebagai konsekuensi dari dipindahkannya ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

UU 3/2022 s.t.d.d UU 21/2023 tentang Ibu Kota Negara telah mengamanatkan kepada para pembentuk undang-undang untuk merevisi UU 29/2007 tentang Pemprov DKI Jakarta sebagai Ibukota NKRI.

"Untuk merespons perpindahan ibu kota negara, tentu diperlukan penyesuaian regulasi dan kekhususan bagi Jakarta," tutur Tito.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selama ini, Jakarta telah memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi. Dengan dipindahkannya ibu kota negara ke IKN, lanjut Tito, Jakarta tetap harus mempertahankan kontribusinya tersebut. Untuk itu, kekhususan tetap diberikan kepada Jakarta.

Dalam pembahasan RUU DKJ, pemerintah mengajukan 492 DIM tetap, 65 DIM perubahan redaksional, 45 DIM perubahan substansi, serta 21 DIM usulan baru dari pemerintah.

Beberapa hal yang disepakati oleh DPR dan pemerintah antara lain pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKJ secara langsung oleh rakyat melalui pilkada serta pembentukan Dewan Kawasan Aglomerasi.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Tito menjelaskan perkembangan Jakarta tidak terlepas dari daerah sekitarnya. Oleh karena itu, Dewan Kawasan Aglomerasi diperlukan untuk mensinkronkan masalah-masalah lintas batas daerah seperti banjir, polusi, transportasi, dan pengelolaan sampah.

"Tugasnya hanya melakukan harmonisasi, sinkronisasi, evaluasi, bukan mengambil alih kewenangan pemda. Pembentukan Dewan Kawasan Aglomerasi ditetapkan oleh presiden sehingga tercipta keharmonisan dan keserasian di wilayah aglomerasi ini," kata Tito.

Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi PKS Ansory Siregar menuturkan fraksinya menolak RUU DKJ karena belum ada kekhususan bagi Jakarta yang termuat dalam RUU tersebut.

"Misal, aturan yang dapat meningkatkan posisi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, contoh dengan penghapusan pajak seperti di Batam. Tak ada pasal-pasal seperti itu, jadi ada kekhususannya?" ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN