NILAI TUKAR RUPIAH

Rupiah Terlemah Setelah Krisis, Ini Kata BI

Redaksi DDTCNews | Jumat, 31 Agustus 2018 | 16:03 WIB
Rupiah Terlemah Setelah Krisis, Ini Kata BI

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

JAKARTA, DDTCNews – Nilai tukar rupiah tembus Rp14.700 per dolar Amerika Serikat. Angka ini mencatatkan level terlemah setelah krisis moneter 1998.

Pergerakan nilai tukar rupiah dalam satu bulan terakhir bergerak di atas Rp14.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan pasa spot sesi I hari ini, Jumat (31/8/2018), rupiah bertengger di level Rp14.710 per dolar AS.

Sementara, kurs tengah (Jisdor) Bank Indonesia (BI) pada Jumat (31/8/2018) dipatok senilai Rp14.711 per dolar AS. Angka ini juga melemah sekitar 0,38% dibandingkan dengan posisi hari sebelumnya Rp14.655 per dolar AS.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Kondisi nilai tukar rupiah ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif terhadap impor tambahan China senilai US$200 miliar, setelah periode komentar publik untuk rencana tersebut berakhir pekan depan.

Pernyataan itu jelas yang mendukung pemberlakuan tarif lanjutan atas produk impor dari China. Dengan demikian, tensi perang dagang antara AS dan China kembali memanas. Kondisi ini berisiko pada perdagangan dan perekonomian secara global.

Di samping itu, menyusul krisis di Turki, Krisis terjadi di Argentina. Ini menyebabkan pelamahan nilai tukar peso. Argentina pun mengajukan pinjaman senilai US$50 miliar pada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund /IMF).

Baca Juga:
BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengatakan posisi rupiah yang melemah terhadap dolar AS masih lebih baik jika dibandingkan dengan jilai tukar negara-negara lain. Dia mencontohkan mata uang Swedia melemah 10% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.

Menurutnya, seluruh mata uang dunia melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini dikarenakan terjadinya kenaikan suku bunga bank sentral AS dan perang dagang antara AS dan China. Mata uang negara emerging market,termasuk Indonesia, terkena dampaknya.

“Tapi mata uang lain juga semuanya melemah jadi bukan sesuatu yang luar biasa ya. Yang penting bahwa stabilitas ekonomi dan keuangan bisa terjaga dengan baik ya likuiditas terjaga baik,” ujar Mirza.

Kendati demikian, sambungnya, BI akan terus memonitor dan waspada terkait segala dinamika yang terjadi. Mirza mengatakan pemerintah juga menjaga defisit fiskal dari produk domestik bruto (BI). (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Rabu, 22 Januari 2025 | 09:25 WIB KURS PAJAK 22 JANUARI 2025 - 28 JANUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 15 Januari 2025 | 16:25 WIB KEBIJAKAN MONETER

Inflasi Diekspektasikan Rendah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan