AMERIKA SERIKAT

Rencana Biden Naikkan Tarif Pajak Dinilai Tak Bertaring, Ini Alasannya

Muhamad Wildan | Jumat, 30 April 2021 | 12:30 WIB
Rencana Biden Naikkan Tarif Pajak Dinilai Tak Bertaring, Ini Alasannya

Presiden AS Joe Biden. ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/AWW/sa.

WASHINGTON D.C., DDTCNews – Orang-orang kaya AS diperkirakan bakal berupaya keras untuk menghindari pajak apabila proposal kenaikan tarif pajak atas capital gain yang diusung Presiden AS Joe Biden disetujui.

Wharton Business School mengatakan dari total target penerimaan pajak senilai US$1 triliun yang ditargetkan oleh Biden, sekitar 90% di antaranya diprediksi tidak akan berhasil dipungut akibat penghindaran pajak.

"Kami memandang proposal yang diajukan Biden tidak punya taring. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghindari pajak atas capital gain," ujar Director of Policy Analysis dari Penn Wharton Budget Model John Ricco, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Ricco menilai apabila tarif pajak atas capital gain resmi dinaikkan, orang kaya tidak akan menjual instrumen investasi miliknya seperti saham dan sebagainya. Dengan demikian, tidak ada pajak atas capital gain yang terutang.

"Pajak atas capital gain itu bersifat diskresioner. Wajib pajak bisa memilih kapan waktu yang tepat untuk menjual asetnya. Dengan demikian, mereka dapat menentukan kapan mereka ingin membayar pajak," ujarnya.

Untuk diketahui, Biden berencana meningkatkan tarif pajak atas capital gain dari yang saat ini hanya sebesar 20% menjadi 39,6% atau hampir 2 kali lipat. Alhasi, penghasilan dari investasi mendapatkan perlakuan pajak yang sama dengan penghasilan yang bersumber dari upah.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kenaikan tarif juga diperlukan untuk mendanai kebijakan pendidikan dan perlindungan anak yang tertuang dalam American Family Plan. Program pada proposal ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$1,5 triliun selama 1 dekade ke depan.

"Sekarang waktunya korporasi dan kelompok 1% terkaya AS membayar pajak dengan adil. Kami akan hapuskan celah hukum yang memungkinkan orang kaya membayar pajak dengan tarif lebih rendah ketimbang penerima upah," ujar Biden seperti dilansir cbsnews.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI