KEBIJAKAN PAJAK

Reformasi Regulasi Pajak, Sri Mulyani Minta Dukungan DPR

Muhamad Wildan | Selasa, 07 September 2021 | 17:05 WIB
Reformasi Regulasi Pajak, Sri Mulyani Minta Dukungan DPR

Menteri Keuangan Sri Mulyani di DPR. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pembaruan regulasi adalah salah satu dari 5 pilar reformasi pajak guna menciptakan penerimaan negara yang lebih optimal.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun meminta dukungan kepada DPR RI dalam proses penyempurnaan peraturan di bidang perpajakan.

"Pada bagian regulasi perpajakan kami mohon dukungan DPR untuk terus menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan," ujar Sri Mulyani dalam pidato penyampaian tanggapan pemerintah atas UU tentang P2 APBN 2020, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Adapun saat ini ketentuan perpajakan yang diusulkan oleh pemerintah adalah revisi atas UU KUP yang di dalamnya turut merevisi ketentuan UU PPN, UU PPh, UU Cukai, dan mengusulkan 1 jenis pajak baru yakni pajak karbon.

Selain meningkatkan penerimaan pajak melalui perbaikan regulasi, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak melalui peningkatan efektivitas penagihan piutang. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen melakukan perbaikan terhadap pencatatan piutang pajak yang telah daluwarsa.

Khusus mengenai piutang pajak, Ditjen Pajak (DJP) telah meluncurkan taxpayer accounting modul revenue accounting system (TPA Modul RAS) sebagai pengganti dari sistem penatausahaan piutang pajak sebelumnya, LP3.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Meski Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih mencatat banyak temuan atas penatausahaan piutang pajak dengan TPA Modul RAS, penatausahaan piutang pajak di DJP sudah lebih baik dan sistematis dibanding sebelumnya yang masih dilaksanakan secara semimanual.

"Kombinasi upaya-upaya tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan tax ratio dan penerimaan perpajakan tanpa melemahkan upaya pemulihan ekonomi," ujar Sri Mulyani. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN