KINERJA FISKAL

Realisasi Bea Keluar Melejit 888% Disokong Ekspor Tembaga dan Sawit

Muhamad Wildan | Rabu, 25 Agustus 2021 | 19:30 WIB
Realisasi Bea Keluar Melejit 888% Disokong Ekspor Tembaga dan Sawit

Pekerja dan alat berat menggiling cangkang sawit yang akan diekspor ke Japang di Pelabuhan Belang-belang , Mamuju, Sulawesi barat, Senin (26/7/2021). ANTARA FOTO/ Akbar Tado/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Realisasi bea keluar per Juli 2021 tercatat melesat hingga 888,7%. Kondisi ini didukung menguatnya ekspor komoditas tembaga dan kelapa sawit.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bea keluar dari ekspor komoditas tembaga tercatat tumbuh hingga 210,9%, menyusul kenaikan volume ekspor.

"Untuk kelapa sawit tumbuh luar biasa tinggi, 2.945%, terutama karena tarif bea keluar yang lebih besar pada 2021 dan pengenaan bea keluar pada produk turunan kelapa sawit," ujar Sri Mulyani, Rabu (25/8/2021).

Meski demikian, sumbangsih bea keluar ekspor komoditas lain seperti kakao, kayu, dan kulit tercatat masih tertekan. Penurunan kontribusi bea keluar ekspor dari komoditas tersebut disebabkan anjloknya volume ekspor kakao dan penurunan tarif bea keluar atas komoditas veneer per tahun ini.

Secara total, realisasi bea keluar sepanjang 2021 hingga Juli dilaporkan mencapai Rp15,87 triliun. Perinciannya, realisasi bea keluar tercatat mampu melampaui Rp2 triliun setiap bulannya terhitung sejak Maret 2021.

Realisasi bea keluar bulanan tertinggi terjadi pada Mei 2021 dengan nilai sebesar Rp3,12 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2020 yang memiliki realisasi bea keluar hanya sekitar Rp140 miliar.

Tak hanya bea keluar, bea masuk tercatat mampu tumbuh hingga 9,2% per Juli 2021 yang didukung pertumbuhan dari sektor manufaktur dan sektor perdagangan. "Bea masuk kontributor terbesar adalah sektor pengolahan dan perdagangan untuk impor bahan baku, barang modal, dan bahan konsumsi," ujar Sri Mulyani.

Menguatnya sektor manufaktur dan perdagangan juga tercermin dari sisi penerimaan pajak. Per Juli 2021, tercatat penerimaan pajak dari sektor manufaktur mampu tumbuh hingga 12,7%. Sedangkan sektor perdagangan mampu tumbuh hingga 14,6%. Kedua sektor ini memiliki kontribusi sebesar 52,2% terhadap total penerimaan pajak. (sap)


Baca Juga:
Angka PDB Nominal Dirilis, Ketahuan Tax Ratio RI 2024 Hanya 10,08%!
Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 20 Januari 2025 | 12:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Bakal Pungut Bea Masuk, Trump segera Bentuk External Revenue Service

Selasa, 14 Januari 2025 | 16:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Sederet Tantangan DJBC Kumpulkan Penerimaan di 2025, Ada Downtrading

Senin, 13 Januari 2025 | 09:35 WIB PENERIMAAN PERPAJAKAN

Tak Ada Lagi Ekspor Tembaga, Target Bea Keluar 2025 Turun 78 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 11 Februari 2025 | 21:45 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax Tak Bisa Diakses Sementara Selama 3 Jam Malam Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:38 WIB DDTC ACADEMY - TAX UPDATE WEBINAR

Hadapi Rezim 11/12 dalam Sistem PPN di Indonesia, Ikuti Webinar Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30 WIB KOTA BEKASI

Warga Bekasi! Manfaatkan Diskon PBB Hingga Mei 2025

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:15 WIB PMK 11/2025

Diperbarui, Tarif Efektif PPN Jasa Freight Forwarding Jadi 1,1 Persen

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:45 WIB PROVINSI SUMATERA BARAT

Pemprov Bikin Tabungan Pajak untuk Tingkatkan Kepatuhan ASN Bayar PKB

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Mulai Besok! AS Kenakan Bea Masuk 25% untuk Baja dan Aluminium

Selasa, 11 Februari 2025 | 16:12 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Pacu Ekonomi, Indonesia Punya PR Siapkan SDM dan Infrastruktur Digital

Selasa, 11 Februari 2025 | 15:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Permohonan KSWP Lewat Coretax DJP