APBN

Ramai Diminati Investor, Kepercayaan terhadap SBN Ritel Makin Tinggi

Dian Kurniati | Sabtu, 28 Desember 2024 | 11:30 WIB
Ramai Diminati Investor, Kepercayaan terhadap SBN Ritel Makin Tinggi

Ilustrasi. Gedung Kementerian Keuangan.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan menyatakan investor pada Surat Berharga Negara (SBN) ritel terus bertambah pada 2024.

Berdasarkan Laporan APBN Kita edisi Desember 2024, investor SBN ritel bertambah seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap SBN sebagai instrumen investasi. SBN ritel kini menjadi instrumen investasi yang aman, menguntungkan, dan mudah diakses.

"Dengan capaian tersebut, SBN ritel menunjukkan tren pertumbuhan, baik pada nominal yang diterbitkan dan jumlah investor yang berpartisipasi," bunyi laporan APBN Kita, dikutip pada Sabtu (28/12/2024).

Baca Juga:
Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

SBN ritel merupakan instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah, dan ditawarkan kepada individu warga negara Indonesia (WNI). Dengan karakteristiknya yang aman, menguntungkan, dan mudah diakses, SBN ritel memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan negara sembari meraih manfaat finansial.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, memperluas basis investor domestik, serta meningkatkan kemandirian pembiayaan nasional. Sejak pertama kali diluncurkan melalui Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI001 pada 2006, SBN ritel telah mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Pemerintah menghadirkan inovasi untuk menarik lebih banyak investor, salah satunya pengembangan platform e-SBN yang memudahkan masyarakat untuk membeli SBN ritel secara online, di mana pun dan kapanpun, selama masa penawaran.

Baca Juga:
Dorong Transaksi Saham, Senat Filipina Setujui Penurunan Tarif Pajak

Kehadiran e-SBN tidak hanya meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat transparansi dalam proses investasi dengan adanya mekanisme first come, first served.

Perkembangan jenis dan fitur SBN ritel juga makin beragam guna memenuhi preferensi dan kebutuhan investor. Saat ini, terdapat 5 jenis SBN ritel yakni ORI, Sukuk Ritel (Sukri), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), serta Sukuk Wakaf Ritel (SWR) yang berbasis investasi sosial.

Selain itu, pemerintah memperkenalkan fitur dual tenor sejak 2023, yang memberikan fleksibilitas kepada investor untuk memilih jangka waktu investasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga:
Diatur Ulang, Kriteria Piutang Pajak Tak Tertagih yang Bisa Dihapuskan

Pemerintah juga memadukan SBN ritel dengan prinsip ESG (environmental, social, governance), yaitu Sukuk Tabungan bertema hijau sejak 2019 (ST006), dan Obligasi Negara Ritel bertema SDGs pada 2024 (ORI026).

"Langkah tersebut menegaskan komitmen pemerintah terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk upaya penanganan dampak perubahan iklim," bunyi laporan APBN Kita.

Sepanjang 2024, pemerintah telah menerbitkan 7 seri SBN ritel dengan total Rp148,36 triliun dan menjangkau 444.210 investor, yaitu seri ORI025, SR020, ST012, SBR013, SR021, ORI026, dan ST013.

Baca Juga:
Pengalihan Pengawasan Kripto dari Kemendag ke OJK Sisakan Tantangan

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan Sukuk Wakaf Ritel seri SWR005 dengan total Rp147,37 miliar dari 619 wakif, baik individu maupun institusi.

Kemenkeu menyebut peran SBN Ritel sebagai alat pembiayaan APBN dan instrumen investasi akan terus ditingkatkan seiring upaya literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

Pemerintah juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mendorong masyarakat lebih melek investasi sehingga dapat tercipta sebuah investment society yang mampu mendukung pembiayaan APBN secara lebih berkelanjutan, stabil, dan inklusif. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi