AMERIKA SERIKAT

Pulihkan Ekonomi, Donasi Bisa Jadi Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Redaksi DDTCNews | Senin, 20 Desember 2021 | 15:30 WIB
Pulihkan Ekonomi, Donasi Bisa Jadi Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Ilustrasi.

WASHINGTON, DDTCNews – Pandemi Covid-19 membuat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Merespons kondisi ini, pemerintah federal Amerika Serikat (AS) memberikan insentif bagi wajib pajak yang menyalurkan asetnya untuk tujuan amal alias donasi.

Melalui ketentuan ini, nominal sumbangan atau dinasi bisa menjadi pengurang penghasilan kena pajak hingga US$300. Sebelumnya, donasi sebagai pengurang penghasilan bruto tidak diatur secara perinci dalam ketentuan perpajakan Amerika Serikat (AS).

"Perbedaannya tahun ini, mereka yang mengajukan arsip pernikahan bersama-sama diizinkan melakukan pemotongan langsung hingga total gabungan US$600," kata Chief Tax Officer Jackson Hewitt, Mark Steber, dikutip dari nny360.com, Senin (20/12/2021).

Baca Juga:
Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Pasangan yang menikah sehingga menyatukan kewajiban pajaknya, melalui ketentuan baru ini, diperkenankan mengeklaim biaya pengurang atas penghasilan bruto mereka hingga US$600 atas pemberian donasi kepada badan amal. Pemerintah juga merilis daftar badan amal resmi yang bisa menampung donasi wajib pajak.

Sementara itu, bagi setiap individu dan individu menikah tapi memilih kewajiban pajak terpisah, dapat mengeklaim pengurangan hingga US$300. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat dalam menggunakan uangnya untuk berdonasi ketimbang membeli hadiah.

Kegiatan donasi harus diberikan dalam bentuk tunai berupa uang tunai, cek, kartu kredit, atau kartu debit. Selain itu, dalam memperoleh pengurangan pajak, wajib pajak juga harus mendapatkan surat tertulis dari badan amal untuk mengkonfirmasi pemberian donasi.

Batas akhir pemberian donasi amal yang mendapatkan insentif pajak adalah 31 Desember 2021. Donasi yang diproses setelah tanggal tersebut tidak akan memperoleh potongan pajak untuk tahun pajak 2021. (vallencia/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:30 WIB PER-8/PJ/2022

Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:30 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Kejar Kepatuhan Pajak Pelaku UMKM, DJP Perluas ‘Pendampingan’ BDS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sudah Ada Banyak Insentif Pajak, DJP Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja