FILIPINA

Pesan Keras Duterte untuk Pelaku Penghindar Pajak: Mereka Kriminal!

Syadesa Anida Herdona | Senin, 15 November 2021 | 12:30 WIB
Pesan Keras Duterte untuk Pelaku Penghindar Pajak: Mereka Kriminal!

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNEWS – Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali menghebohkan media dengan pernyataan kerasnya. Kali ini giliran perusahaan farmasi Pharmally Pharmaceutical Corp. yang jadi sasaran murka Duterte karena diduga melakukan praktik penggelapan pajak. Di hadapan media, Duterte menyebut eksekutif perusahaan yang melakukan penghindaran pajak sebagai kriminal.

Sikap keras Duterte memang tidak mengherankan. Dia menjadi otak di balik operasi pemberantasan kartel dan pengedar narkoba di Filipina sejak 2016. Bahkan Duterte mendukung kepolisian menggunakan tindakan ekstrem saat menindak pengedar, termasuk eksekusi mati. Sikap yang sama pun ditunjukkan Duterte dalam menyikapi kasus penggelapan pajak ini.

"Jika Pharmally tak membayar pajak, penjarakan mereka. Jika mereka enggan, mereka akan kami berantas. Siapapun yang tak membayar pajak, mereka adalah kriminal," tegas Duterte, dikutip Senin (15/11/2021).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Dilansir Tax Notes International, saat ini anggota senat tengah meninjau kasus Pharmally. Pabrikan farmasi ini diduga melaporkan transaksi tanpa bukti sejumlah PHP3,4 miliar atau setara Rp968 miliar kepada otoritas pajak Filipina, Bureau of Internal Revenue.

Tindakan Duterte yang terlampau keras sebenarnya telah memancing banyak kecaman dari berbagai pihak. Bagaimana tidak, pada 2017 Human Rights Watch menyebutkan kepolisian Filipina telah mengeksekusi setidaknya 7.000 jiwa.

Kepolisian Filipina mulai gencar melakukan eksekusi sejak 2016 lalu, saat Duterte hadir dengan kampanye perang melawan pengguna narkoba.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Kampanye Duterte mengundang International Criminal Court untuk melakukan investigasi. Duterte disinyalir melakukan tindak kejahatan terhadap hak asasi manusia. Tindak kejahatan tersebut berkaitan dengan dukungan Duterte kepada kepolisian Filipina untuk membasmi pengguna narkoba dan kriminal lainnya.

Terkait dugaan praktik penghindaran pajak oleh Pharmally, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari grup perusahaan. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN