ADMINISTRASI PAJAK

Permohonan Hapus NPWP, Masih Wajib SPT Selama Keputusan Belum Terbit

Redaksi DDTCNews | Rabu, 28 Juni 2023 | 15:34 WIB
Permohonan Hapus NPWP, Masih Wajib SPT Selama Keputusan Belum Terbit

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan mengenai ketentuan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Dalam laman resminya, DJP mengatakan atas permohonan penghapusan NPWP akan diterbitkan Surat Keputusan Penghapusan NPWP. Adapun keputusan diterbitkan paling lama 6 bulan untuk wajib pajak orang pribadi atau 12 bulan untuk wajib pajak badan.

“Selama permohonan penghapusan NPWP belum diterbitkan Surat Keputusan Penghapusan NPWP maka Wajib Pajak masih berkewajiban untuk melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak,” tulis DJP dalam laman resminya, dikutip pada Rabu (28/6/2023).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Sesuai dengan ketentuan Pasal 37 ayat (7) PER-04/PJ/2020, jika keputusan tidak diterbitkan dalam jangka waktu tersebut, permohonan dianggap dikabulkan dan kepala KPP harus menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan NPWP paling lama 1 bulan setelah jangka waktu berakhir.

“Untuk itu, wajib pajak dapat mengajukan permohonan penetapan status non-efektif sampai dengan dengan Surat Keputusan Penghapusan NPWP terbit,” imbuh DJP.

Sesuai dengan ketentuan dalam PER-04/PJ/2020, wajib pajak bisa ditetapkan non-efektif jika memenuhi beberapa kriteria. Simak infografis 'Kriteria Wajib Pajak Non-Efektif Terbaru'.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

DJP juga mengatakan penghapusan NPWP dimaksudkan untuk kepentingan administrasi perpajakan. Penghapusan NPWP tidak menghilangkan hak dan/atau kewajiban perpajakan yang harus dilakukan wajib pajak.

“Dalam hal pengajuan penghapusan NPWP, apabila wajib pajak masih memiliki piutang pajak maka wajib pajak tetap berkewajiban melunasi utang pajak tersebut,” kata otoritas. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra