SWEDIA

Perbaikan Barang Bekas Diberi Insentif PPN

Redaksi DDTCNews | Selasa, 20 September 2016 | 10:35 WIB
Perbaikan Barang Bekas Diberi Insentif PPN Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

STOCKHOLM, DDTCNews – Pemerintah Swedia memberi insentif pajak terkait jasa perbaikan atas barang-barang yang sudah tidak terpakai, seperti sepeda sampai dengan mesin cuci. Insentif ini diberikan guna mengurangi limbah atas barang-barang bekas.

Menteri Pasar Keuangan dan Urusan Konsumen Swedia Per Bolund menyatakan petinggi koalisi partai demokrat dan partai hijau di Swedia akan mengajukan proposal kepada parlemen pada Selasa (20/9), untuk memangkas tingkat PPN dari 25% menjadi 12% pada perbaikan sepeda, pakaian, sepatu dan lain-lain.

“Kami percaya bahwa secara substansial hal ini dapat menurunkan biaya dan mengubah perilaku ekonomi yang lebih rasional dalam memperbaiki barang-barang bekas," ujarnya.

Baca Juga:
Proyeksi Nilai Insentif PPN pada 2025

Proposal ini juga memungkinkan masyarakat untuk mengklaim kembali setengah dari pajak penghasilan mereka atas biaya tenaga kerja dalam perbaikan peralatan seperti lemari es, oven, mesin pencuci piring dan mesin cuci.

Bolund menjadi penggagas adanya insentif baru tersebut. Dia memperkirakan pemangkasan tarif PPN akan mengurangi biaya perbaikan sekitar 50SEK (Rp76.720) dari harga awal sebesar 400SEK (Rp613.761), hal tesebut di rasa cukup untuk merangsang industri perbaikan di Swedia.

Dia berharap keringanan pajak pada perbaikan peralatan bekas akan memacu terciptanya layanan baru dalam industri perbaikan rumah, serta menyediakan pekerjaan yang sangat dibutuhkan bagi para pendatang baru yang tidak memiliki pendidikan formal.

Baca Juga:
Beli Tanah Kosong Bisa Manfaatkan Insentif PPN DTP?

Selain itu, insentif ini merupakan bagian dari fokus pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Seperti dikutip dari theguardian.com, sejak tahun 1990 Swedia telah mengurangi emisi tahunan karbon dioksidanya sebesar 23%, dan sudah menghasilkan lebih dari setengah listrik yang berasal dari sumber terbarukan.

"Saya percaya saat ini telah ada pergeseran pandangan di Swedia. Adanya peningkatan kesadaran bahwa kita perlu membuat suatu hal dapat bertahan lebih lama dengan mengurangi jumlah konsumsi yang berlebihan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, proposal ini akan diajukan kepada parlemen sebagai bagian dari proposal anggaran pemerintah, dan jika disetujui dalam pemilihan bulan Desember mendatang, maka aturannya mulai berlaku pada 1 Januari 2017. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 01 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Proyeksi Nilai Insentif PPN pada 2025

Senin, 14 Oktober 2024 | 11:30 WIB PMK 61/2024

Beli Tanah Kosong Bisa Manfaatkan Insentif PPN DTP?

Minggu, 22 September 2024 | 16:00 WIB PMK 61/2024

Orang Pribadi Boleh Pakai Insentif Pajak Lagi untuk Beli Rumah Lain

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI