SELANDIA BARU

Penumpang Pesawat Bakal Dikenai Pajak Lingkungan, Ini Kata Maskapai

Dian Kurniati | Selasa, 09 Maret 2021 | 15:45 WIB
Penumpang Pesawat Bakal Dikenai Pajak Lingkungan, Ini Kata Maskapai

Ilustrasi. (foto: english.cdn.zeenews)

WELLINGTON, DDTCNews – Kepala penasihat lingkungan Air New Zealand Jonathon Porritt menilai gagasan mengenakan ‘pajak keberangkatan’ untuk setiap penumpang pesawat dengan tujuan ke luar Selandia Baru bisa berdampak baik pada upaya penyelamatan lingkungan.

Porritt mengatakan pajak yang terkumpul dari para penumpang bisa diarahkan untuk menangani dampak negatif dari emisi gas rumah kaca. Di sisi lain, harga tiket pesawat yang lebih mahal karena pajak tambahan juga membuat orang berpikir ulang ketika mendatangi Selandia Baru.

"Kenaikan harga penerbangan internasional ini untuk membayar emisi gas rumah kaca dan menunda rencana beberapa orang untuk terbang ke sini, sehingga akan menjadi hal yang baik," katanya, dikutip Selasa (9/3/2021).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Porritt menambahkan panel penasihat lingkungan Air New Zealand akan bertemu secara virtual untuk membahas rencana bisnis penerbangan yang ramah lingkungan, termasuk usulan pengenaan pajak keberangkatan atau pajak lingkungan.

Menurutnya, panel perlu mempelajari lebih lanjut desain pengenaan pajak serta cara kerjanya, apakah akan serupa dengan retribusi pengunjung internasional atau skema penggantian kerugian sukarela Air NZ.

Porritt mengaku maskapai akan sulit menerapkan pajak tambahan kepada penumpangnya lantaran akan berdampak terhadap harga tiket. Meski tujuannya menurunkan emisi gas rumah kaca, maskapai penerbangan tetap harus kompetitif secara internasional.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

"Meskipun mungkin kontroversial, saya mendukung penundaan kunjungan beberapa orang ke Selandia Baru," ujarnya seperti dilansir newsroom.co.nz.

Gagasan pajak keberangkatan datang dari Komisioner Parlemen Selandia Baru Simon Upton. Dia menilai pajak tersebut harus dibebankan kepada penumpang karena mereka menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang merusak lingkungan.

Menurutnya, pajak yang terkumpul dapat digunakan untuk mendanai berbagai program penyelamatan lingkungan di Selandia Baru atau negara lain. Pandemi Covid-19 dinilai menjadi momentum yang tepat untuk mengatur ulang ketentuan di industri pariwisata agar lebih ramah lingkungan.

Dia juga meminta pemerintah mencontoh Inggris yang menetapkan pajak keberangkatan yang setara dengan NZ$25 atau Rp254.500 untuk perjalanan jarak pendek dan NZ$155 atau Rp1,57 juta untuk perjalanan jarak jauh. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:30 WIB PROVINSI LAMPUNG

Ribuan Kendaraan WP Badan Nunggak Pajak, Pemprov Gencarkan Penagihan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:00 WIB PMK 114/2024

DJBC Pertegas Aturan Teknik Sampling pada Audit Kepabeanan dan Cukai