KOTA SEMARANG

Pengusaha Ini Bilang Bayar Pajak Seperti Menjaga Istri, Kok Bisa?

Redaksi DDTCNews | Jumat, 18 November 2022 | 15:30 WIB
Pengusaha Ini Bilang Bayar Pajak Seperti Menjaga Istri, Kok Bisa?

Ilustrasi.

SEMARANG, DDTCNews - Ada pernyataan menarik yang dilontarkan oleh CEO PT Marimas Putera Kencana, Harjanto Halim, di hadapan anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Semarang beberapa waktu lalu. Bos produsen minuman segar 'Marimas' itu bilang kalau membayar pajak itu layaknya menjaga seorang istri.

Harjanto menilai menyetorkan pajak kepada negara serupa dengan wujud tanggung jawab seorang suami kepada istrinya.

"Mbayar pajak itu seperti ngopeni bojo [menjaga istri]. Ojo gelem fasilitase thok ora gelem metu duite [jangan mau 'fasilitas'-nya saja tetapi enggan membiayai]," kata Harjanto dalam bahasa Jawa dilansir pajak.go.id, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Maksudnya, menurut Harhanto, di dalam rumah tangga ada seorang suami yang memiliki tanggung jawab menafkahi istrinya secara materi. Seorang istri pun juga ikut berperan merawat keluarga dan menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga. Serupa dengan itu, seorang warga negara yang baik juga perlu menyetorkan pajaknya untuk kemudian mendapat pelayanan dan beragam fasilitas dari pemerintah.

"Sebagai penikmat berbagai fasilitas dari negara, tentu para pengusaha juga harus sadar bahwa ada kewajiban yang harus dipenuhi sebagai warga negara yang baik, yakni membayar pajak," kata Harjanto.

Penjelasan yang disampaikan Harjanto adalah perumpaman agar mudah dipahami para pengusaha yang hadir dalam edukasi perpajakan oleh Apindo, Oktober lalu. Dia juga mendorong pemerintah untuk menanamkan pendidikan perpajakan sedari dini dengan memasukan kurikulum tentang pajak ke sekolah-sekolah.

Baca Juga:
Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

"Kalau perlu dari TK sudah diajari, bahwa nanti kalau sudah besar ada kewajiban untuk membayar pajak [dan apa saja manfaatnya]," kata Harjanto.

Dalam acara yang sama, Kanwil DJP Jawa Tengah I juga ikut mengisi materi perpajakan tentang integrasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Penyuluh pajak juga mengingatkan sejumlah ketentuan pajak yang baru diundangkan melalui UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra