Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat virtual yang membahas soal ekonomi dari kediaman negara Novo-Ogarevo di luar Moskow, Rusia pada Selasa (6/7/2022). (ANTARA FOTO/Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS/aww/KZU).
MOSCOW, DDTCNews - Rusia berencana untuk meningkatkan bea keluar atas ekspor minyak dan gas untuk mendanai penerimaan pada anggaran tahun depan.
Sanksi dari negara-negara Barat ditengarai telah memberikan dampak terhadap kapabilitas Rusia dalam mengumpulkan penerimaan.
"Rusia berencana meningkatkan tarif bea keluar gas sebesar 50% dan memperkenalkan bea keluar atas ekspor LNG," tulis Kommersant dalam laporannya, dikutip Sabtu (1/10/2022).
Peningkatan tarif bea keluar atas minyak dan gas serta pengenaan bea keluar atas LNG disebut akan mengerek penerimaan Rusia hingga US$50 miliar atau Rp751,7 triliun sepanjang 2023 hingga 2025.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan kebijakan-kebijakan ini diperlukan untuk mengatasi masalah defisit anggaran yang akan dihadapi Rusia tahun depan.
Melalui kebijakan ini, defisit anggaran diperkirakan akan mencapai 2% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun depan dan akan menurun menjadi tinggal 0,7% dari PDB pada 2025.
Adapun pada tahun ini defisit anggaran diekspektasikan mencapai 0,9% dari PDB atau senilai US$22 miliar. Sebagai catatan, Rusia tidak pernah memublikasikan postur anggarannya terhitung sejak dimulainya perang dengan Ukraina pada Februari 2022.
Guna menutup defisit anggaran, Siluanov mengatakan pemerintah akan mengandalkan pinjaman dari dalam negeri. Pada tahun depan, Pemerintah Rusia berencana menarik pinjaman senilai US$28,7 miliar. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.