KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM pada Tahun Baru

Redaksi DDTCNews | Minggu, 29 Desember 2024 | 10:15 WIB
Pemerintah Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM pada Tahun Baru

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan konsumen di SPBU Pertamina, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/12/2024). PT Pertamina (Persero) membentuk Satuan Tugas (Satgas) pada periode libur Natal dan tahun baru sejak 16 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025 serta menyiagakan 7.786 SPBU untuk menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

PEKANBARU, DDTCNews - Pemerintah memastikan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan pasokan listrik dalam kondisi aman selama periode Natal 2024. Pemerintah juga terus mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah menyambut Tahun Baru 2025.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot meninjau langsung kesiapan distribusi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Pekanbaru, Riau guna memastikan kelancaran suplai energi di wilayah Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.

"Kami dari Satuan Tugas (Satgas) Nasional ESDM mengecek distribusi BBM di Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat. Selama Natal kemarin, pasokan BBM berlangsung sangat lancar dan tidak ada kendala," ujar Yuliot, dikutip pada Minggu (29/12/2024).

Baca Juga:
Berupaya Pangkas Impor BBM, RI Optimalkan Kilang Minyak Domestik

Berdasarkan laporan tim posko nasional sektor ESDM, sambung Wamen, ketahanan stok BBM nasional saat ini mencapai 18-20 hari untuk seluruh jenis bahan bakar, termasuk gasoline, gasoil, kerosene, dan avtur. Khusus di Sumatera, pasokan energi dipenuhi dari Kilang Dumai dan Sei Pakning yang memiliki kapasitas produksi 170.000 barel per hari, atau setara 16 persen kebutuhan nasional.

Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi saat libur Tahun Baru, pemerintah telah menyiapkan mekanisme penambahan kuota bagi SPBU yang membutuhkan. "Kita menyiapkan mobil penyimpanan (storage) mengantisipasi kalau ada lonjakan-lonjakan permintaan," tambah Yuliot.

Selain pasokan BBM, Kementerian ESDM juga memantau sektor kelistrikan di Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sumatera. Hasil pantauan menunjukkan bahwa pasokan listrik selama Natal 2024 berjalan tanpa hambatan berarti.

Baca Juga:
Prabowo Bikin Satgas Percepatan Hilirisasi & Ketahanan Energi Nasional

"Alhamdulillah selama Natal relatif tidak ada permasalahan dalam suplai listrik. Mulai dari sumber energi primer, pembangkit, hingga jaringan distribusi. Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN," kata Yuliot.

Berdasarkan data PLN, beban puncak nasional pada Natal 2024 tercatat sebesar 37,5 gigawatt (GW) dengan cadangan daya mencapai 16,2 GW atau 43,3 persen. Di Sumatera, daya mampu pasok mencapai 9,7 GW, sedangkan beban puncaknya sebesar 6,9 GW dan cadangan daya 2,8 GW.

Meski demikian, Executive Vice President Operasi Sistem Ketenagalistrikan PLN Dispriansyah menjelaskan konsumsi listrik saat Natal justru menurun hingga 17% hingga 20% jika dibandingkan dengan rata-rata harian. Penurunan ini disebabkan curah hujan tinggi di Sumatera, yang mengurangi penggunaan alat seperti pendingin udara (AC). Selain itu, bencana banjir di beberapa wilayah juga menekan konsumsi listrik rumah tangga.

Baca Juga:
Mandatory Biodiesel 40 Persen Berlaku Januari 2025, Bisa Hemat Devisa

"Kami perkirakan di awal itu turun hanya sekitar 10% hingga 13% secara nasional dari beban rata-rata harian sebelum periode Natal. Tetapi ternyata turunnya cukup drastis. Sumatera 17% dari beban rata-rata nasional," jelasnya.

Bagi pemerintah, kesiapan energi penting untuk mendukung aktivitas masyarakat selama pergantian tahun. Yuliot menyoroti bahwa Pulau Sumatera memiliki peran strategis sebagai lumbung energi nasional.

"Sumatera adalah wilayah prioritas bagi pemerintah dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Kami harap pasokan energi di sini dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutup Yuliot. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 28 Januari 2025 | 11:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Berupaya Pangkas Impor BBM, RI Optimalkan Kilang Minyak Domestik

Sabtu, 11 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Prabowo Bikin Satgas Percepatan Hilirisasi & Ketahanan Energi Nasional

Senin, 06 Januari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Mandatory Biodiesel 40 Persen Berlaku Januari 2025, Bisa Hemat Devisa

Sabtu, 04 Januari 2025 | 12:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi