KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemda Diminta Segera Salurkan Belanja Wajib, Ada Sanksi Jika Telat

Muhamad Wildan | Selasa, 06 September 2022 | 15:00 WIB
Pemda Diminta Segera Salurkan Belanja Wajib, Ada Sanksi Jika Telat

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengikuti rapat pleno dengan Badan Legislasi DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan meminta pemerintah daerah (pemda) untuk segera menyalurkan bantuan perlindungan sosial kepada UMKM, nelayan, hingga ojek sesuai dengan PMK 134/2022.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh pemda perlu didesain sesuai dengan kebutuhan spesifik di wilayahnya masing-masing.

"Pemda bisa merumuskan. Sumber dananya dari mana? Bisa memakai 2% dari dana transfer umum (DTU) yang memang setiap bulan ditransfer," katanya, dikutip pada Selasa (6/9/2022).

Baca Juga:
Pemerintah Ungkap Stabilitas Keuangan Kuartal III/2024 Tetap Terjaga 

Penyaluran bansos oleh pemda sebesar 2% dari DTU telah diatur PMK 134/2022. Selain menyalurkan bansos kepada UMKM hingga ojek, pemda juga bisa memakai dana tersebut untuk belanja penciptaan lapangan kerja dan pemberian subsidi angkutan umum.

Belanja wajib tersebut harus dianggarkan pemda untuk periode Oktober 2022 hingga Desember 2022. Nanti, laporan penganggaran belanja tersebut harus sudah disampaikan kepada Ditjen Perimbangan Keuangan (DJPK) paling lambat 15 September 2022.

Laporan penganggaran belanja sesuai dengan PMK 134/2022 dijadikan sebagai salah satu dokumen persyaratan penyaluran dana alokasi umum (DAU) Oktober 2022.

Baca Juga:
Ubah Proyeksinya, World Bank Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5 Persen

Implikasinya, pemda yang tidak segera menganggarkan belanja bansos sesuai dengan PMK 134/2022 berpotensi dijatuhi mendapatkan sanksi penundaan DAU.

"Dalam hal hingga 15 Desember tahun berjalan, dokumen persyaratan penyaluran belum diterima, penyaluran DAU atau DBH yang belum disalurkan dilaksanakan secara sekaligus sebesar DAU atau DBH yang belum disalurkan paling lambat 2 hari kerja terakhir di bulan Desember tahun berjalan," bunyi Pasal 4 ayat (12) PMK 134/2022. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja