PELAYANAN PAJAK

Pekan Kedua Dibukanya Kembali Pelayanan Tatap Muka, Ini Kata DJP

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 Juni 2020 | 15:21 WIB
Pekan Kedua Dibukanya Kembali Pelayanan Tatap Muka, Ini Kata DJP

Ilustrasi. Suasana pelayanan tatap muka di salah satu KPP DJP. (Facebook DJP)

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) menyebut proses bisnis yang dijalankan dalam tatanan kenormalan baru (new normal), tidak terkecuali pelayanan tatap muka, berjalan lancar.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Hestu Yoga Saksama mengatakan pelayanan tatap muka yang kembali dibuka mulai awal pekan lalu berjalan tanpa kendala berarti. Protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh unit kerja DJP di seluruh daerah.

"Sejauh ini berjalan lancar," katanya Selasa (23/6/2020).

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Berjalan lancarnya pelayanan tatap muka dalam tatanan kenormalan baru (new normal), sambung Hestu, bukan hanya karena andil dari otoritas. Pasalnya, kepatuhan penerapan protokol kesehatan oleh wajib pajak dan tamu yang datang ke kantor pajak juga sangat berpengaruh.

Dia menuturkan pegawai DJP sudah mulai membiasakan diri dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Wajib pajak juga terpantau memahami dan menjalankan dengan baik protokol saat pelayanan tatap muka dibuka terbatas.

"Para wajib pajak mengerti dengan kondisi tersebut, termasuk dibatasinya jumlah yang dapat dilayani dan penggunaan sistem antrean online/aplikasi," ungkapnya.

Baca Juga:
Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Selain itu, Hestu juga tetap mendorong wajib pajak untuk memanfaatkan pelayanan DJP berbasis elektronik di masa pandemi Covid-19. Dia mendorong wajin pajak untuk memanfaatkan layanan online untuk pendaftaran NPWP melalui saluran e-Reg DJP.

Dalam SE-33/PJ/2020 dinyatakan layanan tatap muka diselenggarakan kembali dengan beberapa pengecualian. Layanan yang dikecualikan adalah pertama, pendaftaran NPWP. Kedua, pelaporan SPT tahunan dan SPT masa yang sudah wajib e-Filing.

Ketiga, layanan surat keterangan fiskal (SKF). Keempat, layanan surat keterangan penerbitan formal bukti pemenuhan kewajiban penyetoran PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau perubahan perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan (validasi SSP PPhTB).

Kelima, aktivasi dan lupa electronic filing identification number (EFIN). Keenam, layanan di Unit Pelaksana Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bandar Udara (UPRPPN Bandara). (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tahap Pra-Implementasi Aplikasi Coretax, DJP Imbau WP Soal Ini

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak