INGGRIS

Pajak Junk Food Diusulkan Lebih Tinggi

Redaksi DDTCNews | Jumat, 21 Desember 2018 | 15:52 WIB
Pajak Junk Food Diusulkan Lebih Tinggi

Ilustrasi. (foto: Pragativadi)

JAKARTA, DDTCNews – Kalangan medis menyerukan pajak yang lebih tinggi pada junk food karena memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi.

Chief Medical Officer Dame Sally Davies mengatakan berdasarkan pelaksanaan pajak atas minuman ringan berpemanis yang diperkenalkan pada April 2018, pemerintah seharusnya bisa lebih banyak memaksa industri makanan memangkas kandaungan gula dan makanan sehari-hari.

Meskipun ada anggapan pengenaan pajak tidak akan mengubah perilaku konsumen, dalam laporan tahunannya, Dame juga mendesak pemerintah untuk melarang tambahan gula dalam botol makanan bayi. Laporan itu menginginkan adanya negara yang lebih sehat pada 2040.

Baca Juga:
Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Langkah ini dilakukan dengan mencegah penyebab sekitar 50% penyakit kronis dan 40% kanker. Dia mengatakan industri belum sepenuhnya menjalankan target sukarela yang ditetapkan Public Health England (PHE) untuk membuat produk yang sehat.

“Sektor-sektor yang merusak kesehatan harus membayar kerugian mereka atau mensubsidi pilihan yang lebih sehat,” kata laporannya, seperti dilansir dari BBC News, Jumat (21/12/2018).

Pajak atas cokelat dan junk food, menurutnya, bisa digunakan untuk menyubsidi buah dan sayuran. Laporan itu mengatakan indeks kesehatan untuk Inggris diperlukan untuk mengukur semua faktor yang mempengaruhi kesehatan.

Baca Juga:
Memahami Aspek Perpajakan di Yurisdiksi Lain dengan Sertifikasi ADIT

Secara umum, laporan tersebut merekomendasikan beberapa hal. Pertama, memperpanjang pajak atas minuman mengandung gula untuk minuman berbasis susu manis. Kedua, melarang tambahan gula dan garam dalam makanan bayi.

Ketiga, mematok target lebih ambisius untuk pengurangan garam dalam makanan. Keempat, memajaki makanan tinggi gula dan garam sebagai permulaan. Kelima, memberikan insentif untuk membuat orang makan lebih banyak buah dan sayuran.

Keenam, mendesak pemerintah Inggris untuk menetapkan target untuk mengurangi ketidaksetaraan. Obesitas menurutnya menjadi masalah ketidaksetaraan. Pada masyarakat miskin, akan lebih mungkin untuk memiliki penyakit yang berhubungan dengan berat badan pada usia dini dan bertahan lebih lama.

(Simak juga hasil wawancara dengan Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi terkait kebijakan pengenaan cukai di Indonesia dalam InsideTaxedisi 40, Desember 2018) (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 22 November 2024 | 14:49 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Kamis, 31 Oktober 2024 | 08:18 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Memahami Aspek Perpajakan di Yurisdiksi Lain dengan Sertifikasi ADIT

Selasa, 29 Oktober 2024 | 09:55 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Pentingnya Sertifikat ADIT untuk Hadapi Tantangan Lanskap Pajak Global

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra