JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia merilis hasil survei terkait optimisme konsumen domestik pada kondisi ekonomi nasional. Hasilnya terjadi penurunan optimisme dari Februari 2018.
Survei Konsumen BI menyebutkan optimisme konsumen menurun pada Maret 2018 dibanding Februari 2018 karena dipicu menurunnya keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Indeks Lapangan Kerja merupakan salah satu parameter persepsi konsumen dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini yang turun dua poin menjadi 110,2. Sedangkan Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini merupakan bagian dari Indeks Keyakinan Konsumen yang pada Maret 2018 turun menjadi 121,6 poin, lebih rendah dibanding Februari 2018 sebesar 122,5 poin.
Seperti yang diketahui, indeks ketersediaan lapangan kerja menurun menjadi 96,1 poin di Maret 2018 dibanding Februari 2018 yang sebesar 100 poin, tulis laporan Survei Konsumen edisi Maret yang diumumkan BI pada Kamis (5/4).
"Survei Konsumen BI mengindikasikan optimsime konsumen menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Melemahnya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini disebabkan oleh penurunan seluruh komponen pembentuknya, dengan penurunan terbesar pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja," tulis BI dalam hasil surveinya.
Dalam Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, penurunan terjadi pada hampir seluruh tingkat pendidikan konsumen, di mana penurunan terdalam pada kelompok responden yang berpendidikan SLTA dan berusia 51-60 tahun. Merujuk diagram Survei Konsumen BI, dengan beradanya indeks ketersediaan lapangan kerja di level 96,1 poin, berarti persepsi konsumen adalah pesimistis terhadap peluang lapangan kerja.
Namun, hal ini diprediksi tidak akan berlangsung lama karena lebih pada meningkatnya tekanan harga jelang Ramadan dan Idul Fitri. Selain itu, prospek BI kedepannya akan ada perbaikan dari catatan triwulan pertama 2018.
"Tekanan harga dalam 6 bulan mendatang diperkirakan menurun didukung oleh persepsi konsumen terhadap meningkatnya pasokan barang," terang BI.
Survei Konsumen dilakukan setiap bulan oleh bank sentral. Sasaran survei ini mengarah terhadap 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di Indonesia. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.