PENERIMAAN NEGARA

Optimalkan Penerimaan, Pemerintah Diminta Perketat Awasi Perbatasan

Dian Kurniati | Sabtu, 30 November 2024 | 14:00 WIB
Optimalkan Penerimaan, Pemerintah Diminta Perketat Awasi Perbatasan

Foto: DJKN Kementerian Keuangan

JAKARTA, DDTCNews - Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Jazilul Fawaid meminta pemerintah memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan negara.

Jazilul mengatakan lalu lintas barang secara ilegal sering terjadi di wilayah perbatasan. Misal, Kalimantan Barat yang memiliki perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan 9 pintu resmi dan ratusan jalur ilegal.

"Ada lebih dari 200 jalur ilegal yang digunakan untuk perdagangan barang, termasuk barang ilegal dan penghindaran pajak," katanya, dikutip pada Sabtu (30/11/2024).

Baca Juga:
Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Jazilul mengatakan kebocoran penerimaan negara akibat aktivitas perdagangan ilegal di wilayah perbatasan masih menjadi tantangan utama bagi Indonesia. Masuknya barang ilegal ini dapat merugikan ekonomi sekaligus mengancam keamanan nasional.

Menurutnya, perdagangan ilegal ini tidak terbatas pada barang berbahaya seperti narkotika, tetapi juga berbagai barang konsumsi. Apabila masuk secara ilegal, berarti barang tersebut tidak memenuhi ketentuan kepabeanan termasuk membayar bea masuk dan pajak dalam rangka impor.

Dia menjelaskan pemerintah perlu menambah alokasi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di daerah perbatasan. Selain itu, pengawasan terhadap barang masuk secara ilegal juga perlu didukung dengan teknologi seperti pengawasan berbasis sinyal dan satelit.

Baca Juga:
Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

"Jika jalur-jalur ilegal ini bisa ditutup, potensi penerimaan negara dari sektor ini akan meningkat signifikan," ujarnya.

Jazilul menyebut wilayah perbatasan juga menjadi pintu gerbang ekonomi suatu negara. Apabila dikelola dengan baik, kegiatan ekspor-impor melalui wilayah perbatasan juga dapat menjadi sumber penerimaan baru bagi negara, baik dari sisi pajak, bea masuk, dan bea keluar. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:13 WIB KANWIL DJP JAKARTA KHUSUS

Jelang Tutup Tahun, Realisasi Pajak Kanwil Khusus Capai 95% Target

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Senin, 23 Desember 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Kenaikan Tarif PPN, DJP Tetap Optimalkan Penerimaan Tahun Depan

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya