PER-03/PJ/2022

Nomor Seri Faktur Pajak Harus Berurutan? Simak Penjelasan DJP

Redaksi DDTCNews | Jumat, 12 Mei 2023 | 16:33 WIB
Nomor Seri Faktur Pajak Harus Berurutan? Simak Penjelasan DJP

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ketentuan mengenai faktur pajak diatur kembali dalam Peraturan Dirjen Pajak PER-03/PJ/2022. Dalam beleid tersebut, tidak diatur mengenai kewajiban wajib pajak menggunakan nomor seri faktur pajak (NSFP) secara berurutan.

Dengan demikian, penggunaan NSFP tidak perlu urut. Selain itu, tidak ada juga sanksi administratif yang bakal diterima wajib pajak apabila menggunakan NSFP secara tidak urut.

"NSFP digunakan untuk pembuatan faktur pajak mulai tanggal surat pemberian NSFP sesuai tahun peruntukannya," cuit contact center Ditjen Pajak (DJP) menjawab pertanyaan netizen, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Perlu diketahui, secara default memang NSFP perlu berurutan. Namun, penggunaannya oleh wajib pajak tidak harus urut. NSFP yang nomornya terlewat dan belum dipakai masih bisa dipakai untuk faktur selanjutnya.

"Misal, wajib pajak langsung menggunakan nomor seri ke-5. Untuk seri yang ke-1 sampai dengan ke-4, silakan input secara manual untuk faktur selanjutnya. Tidak harus urut," ujar DJP.

Selanjutnya, jika ada NSFP yang tidak terpakai maka wajib pajak kini tidak perlu mengembalikan ke KPP. Pengembalian NSFP tidak terpakai juga tidak lagi diatur dalam PER-03/PJ/2023.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Kendati tak perlu dikembalikan, NSFP tak terpakai tetap perlu dihapus melalui aplikasi e-faktur desktop.

Tidak dihapusnya NSFP yang tidak terpakai melalui e-Faktur bisa mengakibatkan munculnya eror saat wajib pajak merekam faktur pajak keluaran. Hal ini beberapa kali terjadi dan ditanyakan wajib pajak kepada DJP. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN