EKSPOR-IMPOR

Neraca Perdagangan Surplus 16 Triliun

Redaksi DDTCNews | Rabu, 16 November 2016 | 11:45 WIB
Neraca Perdagangan Surplus 16 Triliun

JAKARTA, DDTCNews – Neraca perdagangan pada bulan Oktober 2016 surplus sebesar US$1,21 miliar (Rp16,04 triliun) . Ekspor mencapai US$12,68 miliar atau naik 0,8% secara bulanan, dan 4,5% secara tahunan. Sementara impor mencapai US$11,47 miliar atau naik 1,5% secara bulanan dan 3,3% secara tahunan.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto merinci, ekspor non migas pada bulan Oktober tercatat US$11,65 miliar dengan pangsa pasar terbesar Tiongkok sebesar US$1,67 miliar, Amerika Serikat (AS) sebesar US$1,30 miliar, dan Jepang US$1,14 miliar.

Sementara impor non migas mencapai US$9,94 miliar dipicu golongan mesin dan peralatan listrik yang naik US$80,9 juta, kapal laut dan bangunan terpaung yang naik US$54,5 juta, dan perhiasan/ permata yang naik US$46,1 juta.

Baca Juga:
Dwelling Time 2,85 Hari, Kepala LNSW: Ini Tergolong Sudah Bagus

Berdasarkan jenisnya, impor barang konsumsi turun 3,86%% menjadi US$957,3. Sementara impor barang baku dan modal masing-masing naik 0,59% menjadi US$8,53 miliar dan 8,96% menjadi US$1,98 miliar.

“Secara kumulatif bulan Januari-Oktober neraca perdagangan surplus US$8,23 miliar, namun ekspor dan impor secara tahunan masing-masing masih terkontraksi 8% dan 7,5% karena perekonomian global yang belum pulih dan harga komoditas di pasaran global yang juga belum pulih,” ujarnya di Jakarta, Selasa (15/11).

Ia melanjutkan hal tersebut juga disebabkan karena harga komoditas di pasaran global yang juga belum pulih, terbukti pada bulan Januari-Oktober tahun lalu neraca perdagangan surplus US$8,23 miliar.

Baca Juga:
Inflasi November 2024 Sebesar 1,55%, Masih Didorong Rokok dan Beras

Untuk neraca migas sendiri, pada bulan Oktober tercatat defisit US$503,2 juta, karena ekspor tercatat US$1,03 miliar atau turun 2,85%, dan impor US$1,53 miliar atau turun 13,13%. Kumulatif bulan Januari-Oktober defisit US$4,57 miliar, hal ini sedikit membaik dari posisi tahun lalu yang defisit US$5,39 milliar.

Ditambahkan, untuk ekspor pada bulan Oktober, peningkatan terbesar secara bulanan terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$287,1 juta turun 19,02%, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$158,8 juta atau 37,28%.

Ekspor nonmigas ke Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu US$1,68 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,30 miliar dan Jepang US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,37%. Sementara ekspor ke Uni Eropa yang mencakup 28 negara telah mencapai sebesar US$1,22 miliar.

Baca Juga:
BPS Catat Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar

Berdasarkan sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2016 turun 2,59% dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,30%, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 13,81%.

Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada bulan Januari-Oktober 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,06 miliar atau turun 17,98%, diikuti Jawa Timur US$15,34 miliar bulan 13,10% dan Kalimantan Timur US$11,20 miliar atau 9,57%. (Gfa)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 08 Desember 2024 | 15:30 WIB LOGISTIK NASIONAL

Dwelling Time 2,85 Hari, Kepala LNSW: Ini Tergolong Sudah Bagus

Senin, 02 Desember 2024 | 11:31 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi November 2024 Sebesar 1,55%, Masih Didorong Rokok dan Beras

Jumat, 15 November 2024 | 11:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Catat Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar

Selasa, 05 November 2024 | 11:45 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Tumbuh 4,95 Persen, Peran Konsumsi Rumah Tangga Paling Besar

BERITA PILIHAN
Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Kembangkan Aplikasi CEISALite, Hanya Aktif Jika Hal Ini Terjadi

Sabtu, 28 Desember 2024 | 07:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Login Aplikasi Coretax DJP

Jumat, 27 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

NIB Pelaku Usaha Bisa Berlaku Jadi ‘Kunci’ Akses Kepabeanan, Apa Itu?

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA SELATAN I

Tak Setor PPN Rp679 Juta, Direktur Perusahaan Dijemput Paksa

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

April 2024: WP Terpilih Ikut Uji Coba Coretax, Bonus Pegawai Kena TER

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

2025, BI Beli SBN di Pasar Sekunder dan Debt Switch dengan Pemerintah

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN KUDUS

Ditopang Pajak Penerangan Jalan dan PBB-P2, Pajak Daerah Tembus Target

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari