NERACA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Januari 2021 Surplus, Ini Penjelasan BPS

Dian Kurniati | Senin, 15 Februari 2021 | 14:13 WIB
Neraca Perdagangan Januari 2021 Surplus, Ini Penjelasan BPS

Kepala BPS Suhariyanto. (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$1,96 miliar pada Januari 2021.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus tersebut melanjutkan tren yang terjadi pada tahun lalu, misalnya surplus neraca perdagangan US$2,1 miliar pada Desember 2020. Sementara pada Januari 2020, neraca perdagangan mengalami defisit US$640 juta.

"Posisi ini jauh lebih bagus kalau kita bandingkan misalnya dengan Januari 2020. Performanya cukup bagus karena ekspor meningkat," katanya melalui konferensi video, Senin (15/2/2021).

Baca Juga:
Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut terjadi karena nilai ekspor dan impor yang turun. Ekspor tercatat senilai US$15,3 miliar atau turun 7,48% dibandingkan dengan kinerja bulan sebelumnya. Impor tercatat senilai US$13,34 miliar atau turun 7,59%.

Dia memerinci kinerja ekspor masih ditopang nonmigas, yakni US$14,42 miliar atau turun 7,11% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara ekspor migas senilai US$884 juta atau turun 13,24% dibandingkan dengan capaian pada Desember 2020.

Kontribusi ekspor nonmigas mencapai 94,22% dari total ekspor nasional pada Januari 2021. Ekspor industri pertanian tercatat naik 13,91%, industri pengolahan tumbuh 11,72%, serta tambang naik 16,92%. Meski demikian, ekspor dari sejumlah sektor mengalami penurunan, seperti industri pertanian turun 22,19%, industri pengolahan turun 7,15%, serta industri pertambangan turun 3,81%.

Baca Juga:
BMTP Impor Kain dan Karpet Diperpanjang, Sri Mulyani Harapkan Ini

Kontribusi ekspor nonmigas mencapai 94,22% dari total ekspor nasional pada Januari 2021. Bila dibandingkan dengan kinerja pada Januari 2020, espor industri pertanian pada bulan lalu tercatat naik 13,91%, industri pengolahan tumbuh 11,72%, serta tambang naik 16,92%.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan kinerja ekspor pada Desember 2020, ekspor industri pertanian pada bulan lalu justru turun 22,19%, industri pengolahan turun 7,15%, serta industri pertambangan turun 3,81%.

Menurut negara tujuan, peningkatan nilai ekspor nonmigas terjadi ke Thailand, Myanmar, Ukraina, Mesir, serta Spanyol, Sementara itu, penurunan ekspor terjadi ke India, China, Amerika Serikat, Malaysia, serta Taiwan.China masih menempati posisi tujuan ekspor Indonesia terbesar, yakni mencapai 21,16%, diikuti Amerika Serikat 11,63% dan Jepang 8,66%.

Baca Juga:
Diberi Kemudahan Ekspor, Ini 6 Kriteria Eksportir Bereputasi Baik

Sementara dari sisi impor, Suhariyanto menyebut impor migas tercatat US$1,5 miliar atau naik 4,73% dari kinerja Desember 2021. Sementara impor nonmigas US$11,79 miliar atau turun 9%. "Satu hal yang mungkin perlu kita jadikan perhatian adalah masih turunnya impor," ujarnya.

Penurunan pada impor barang konsumsi tercatat US$291,7 juta atau 17,0% menjadi US$1,42 miliar. Komoditasnya seperti bawang putih dan apel dari China, impor animal frozen dari India, apel dari China juga turun, serta susu dan olahannya dari Selandia Baru.

Impor bahan baku/penolong tercatat turun 2,62% menjadi US$9,93 miliar. Adapun impor barang modal turun 21,23% menjadi US$1,99 miliar. Penurunan impor bahan baku itu misalnya soya bean dari Argentina, otomotif diesel fuel dari Singapura, serta mesin dari China dan Italia.

Mengenai negara asal impor, penurunan impor nonmigas terjadi dari China, Brasil, Prancis, Ukraina, dan Hong Kong. Sementara kenaikan impor terjadi dari Afrika Selatan, Kanada, Pakistan, Vietnam, serta Finlandia. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Jumat, 18 Oktober 2024 | 19:15 WIB KEBIJAKAN BEA MASUK

BMTP Impor Kain dan Karpet Diperpanjang, Sri Mulyani Harapkan Ini

Jumat, 18 Oktober 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Diberi Kemudahan Ekspor, Ini 6 Kriteria Eksportir Bereputasi Baik

Kamis, 17 Oktober 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Terkendala Saat Gunakan CEISA 4.0, DJBC Bagikan Tips agar Lancar

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 12:00 WIB LITERATUR PAJAK

4 Kunci Strategis Cegah Sengketa Pajak, Selengkapnya Baca Buku Ini

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dasar DJP dalam Menetapkan Status Suspend terhadap Sertel Wajib Pajak

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan, Pemprov Targetkan Raup Rp105 Miliar

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:00 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Beberkan Alasan Pembentukan Badan Aspirasi Masyarakat

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:45 WIB DPR RI

Said Abdullah Kembali Terpilih Jadi Ketua Banggar DPR

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 23 OKTOBER 2024 - 29 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Menguat Atas Nyaris Semua Mata Uang Mitra

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu