KINERJA EKSPOR IMPOR

Neraca Dagang Surplus, Kepala BPS: Sudah Lima Bulan Berturut-Turut

Dian Kurniati | Kamis, 15 Oktober 2020 | 13:35 WIB
Neraca Dagang Surplus, Kepala BPS: Sudah Lima Bulan Berturut-Turut

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. (foto: hasil tangkapan layar dari medsos)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada September 2020 mengalami surplus US$2,44 miliar, sekaligus menjadi surplus kelima kalinya dalam 5 bulan terakhir ini.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus tersebut sedikit lebih besar dibandingkan dengan posisi Agustus 2020 sebesar US$2,35 miliar. Meski begitu, realisasi itu lebih baik dibandingkan dengan September 2019 yang mengalami defisit US$108,3 juta.

"Ini 5 bulan berturut-turut sejak Mei, Indonesia mengalami surplus," katanya melalui konferensi video, Kamis (15/10/2020).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Suhariyanto menyebutkan nilai ekspor September 2020 tercatat US$14,01 miliar, naik 7% dari Agustus 2020. Sementara itu, nilai impor tercatat US$11,57 miliar, naik 24% dari bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia hingga September 2020 mencapai US$117,19 miliar, turun 5,81% dari periode yang sama tahun lalu. Demikian pula ekspor nonmigas yang turun 4% menjadi US$111,25 miliar.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada September 2020 terjadi pada besi dan baja, yaitu sebesar US$266 juta atau naik 33% dari Agustus 2020, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata yaitu turun 13% menjadi US$113,2 juta.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Dari sisi impor nonmigas, BPS mencatatkan adanya kenaikan 6% menjadi US$10,40 miliar. Sementara itu, impor migas tercatat sebesar US$1,17 miliar, naik 23,50% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Peningkatan impor nonmigas terbesar terjadi pada golongan mesin dan peralatan mekanis yang tercatat US$104,2 juta atau naik 6%, sedangkan penurunan terbesar adalah golongan bijih, terak, dan abu logam, yaitu turun 33% menjadi US$24,0 juta.

Menurut Suhariyanto, tren surplus neraca perdagangan akhir tahun ini memang tidak biasa. Biasanya, nilai impor akhir tahun akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan peningkatan konsumsi pada libur Natal dan tahun baru.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Dia pun sulit memprediksi apakah neraca perdagangan bulan-bulan mendatang akan berbalik defisit, seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Saya tidak bisa memastikan karena serba tidak pasti. Masalah penanganan kesehatan dan vaksin nanti akan bisa berpengaruh besar. Kalau dilihat memang sekarang ini irama untuk konsumsi pada level menengah atas agak ditahan," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN