Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kinerja APBN 2021. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Februari 2021 senilai Rp181,8 triliun, atau tumbuh positif 1,7% secara tahunan. Situasi itu berbanding terbalik dengan posisi akhir Januari 2021 yang terkontraksi 5,2%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak penghasilan (PPh) migas hingga akhir Februari 2021 senilai Rp5,1 triliun atau minus 22,5% dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu Rp6,6 triliun. Performa ini dipengaruhi performa harga minyak.
"Harga minyak sempat menyentuh US$70 per barel, tapi turun kembali," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021).
Sri Mulyani mengatakan tren perbaikan harga minyak dunia telah terjadi sejak kuartal akhir 2020. Meski demikian, harganya belum membaik seperti sebelum situasi pandemi Covid-19.
Sementara itu, penerimaan pajak nonmigas hingga akhir Februari 2021 tercatat senilai Rp141,0 triliun atau mengalami kontraksi 4,0%. Kontraksi itu salah satunya dikarenakan lesunya kinerja korporasi akibat Covid-19 yang berimbas pada perlambatan setoran pajak.
Penerimaan PPh nonmigas tercatat Rp80,2 triliun atau terkontraksi 10,3% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp89,4 triliun.
Realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) tercatat Rp59,1 triliun atau mampu tumbuh positif 5,2% dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Penerimaan pajak bumi dan bangunan tercatat Rp200 miliar atau terkontraksi 37,4%. Adapun penerimaan pajak lainnya tercatat Rp1,5 triliun atau tumbuh positif 42,4%.
Selanjutnya, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Februari 2021 tercatat senilai Rp35,6 triliun atau 16,6% dari target Rp214,96 triliun. Realisasi itu mencatatkan pertumbuhan 42,1% dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun lalu yang senilai Rp25,1 triliun.
Penerimaan cukai hingga akhir Februari 2021 tercatat senilai Rp28,3 triliun atau tumbuh hingga 48,3% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu Rp19,1 triliun.
Adapun pada penerimaan bea masuk, hingga akhir Februari 2021 tercatat Rp5,0 triliun atau tumbuh minus 9,7% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu Rp5,5 triliun.
Sementara realisasi penerimaan bea keluar Rp2,4 triliun, tumbuh positif hingga 380,4% dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu.
"Ini tadi seiring dengan [membaiknya] ekspor kita," ujarnya.
Sri Mulyani berharap kinerja penerimaan kepabeanan makin membaik seiring dengan tren pemulihan aktivitas perdagangan internasional di tengah pandemi Covid-19. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.