MOSCOW, DDTCNews – Kementerian Keuangan Rusia berencana untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari tarif yang berlaku saat ini sebesar 18% menjadi 22% pada 1 Januari 2019.
Wakil Menteri Keuangan Vladimir Kolychev mengatakan kenaikan tersebut guna menutupi defisit penerimaan negara yang disebabkan oleh menurunnya iuran jaminan sosial yang dibayarkan oleh perusahaan sehubungan dengan karyawannya dari 30% menjadi 22%.
“Kenaikan tarif hanya akan diberlakukan untuk tarif PPN standar, bukan untuk tarif diskon 10% dan 0% yang ditetapkan atas bahan makanan pokok, obat-obatan dan produk medis, serta ekspor barang,” jelasnya, Kamis (16/5).
Vladimir menambahkan kenaikan tarif PPN ini juga ditujukan sebagai syarat kompetitif yang sama dalam bidang ekonomi, untuk mengurangi ketidakseimbangan antara pajak dan sistem asuransi negara.
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan tidak merasa khawatir dengan penurunan penerimaan negara akibat naiknya tarif PPN. Pasalnya, berdasarkan pengalaman di beberapa negara lain menunjukkan bahwa masalah dengan administrasi hanya terjadi jika tarif PPN ditetapkan lebih tinggi dari 25%.
Kendati demikian, beberapa pakar ekonomi di Rusia menilai bahwa kenaikan tarif PPN tidak akan bisa menutupi defisit negara. Sebab, sejak kenaikan tarif PPN ini diperkenalkan inflasi di Rusia sudah berjalan hingga mencapai 4,6%.
Defisit anggaran pemerintah Rusia telah melebar dalam beberapa tahun terakhir akibat turunnya penerimaan dari sektor minyak. Meski demikian, seperti dilansir dalam vatlive.com, ekonomi Rusia baru-baru ini mulai membaik dengan meningkatnya konsumsi dan manufaktur swasta.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.