PERTUMBUHAN EKONOMI

Menkeu: Ini Alasan Ekonomi RI Tetap Stabil

Redaksi DDTCNews | Senin, 27 Maret 2017 | 16:51 WIB
Menkeu: Ini Alasan Ekonomi RI Tetap Stabil

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif dalam kurun waktu 10 tahun terkahir. Padahal banyak negara lain justru mengalami kontraksi ekonomi yang hebat.

Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi global justru melambat. Penyebabnya yakni akibat krisis keuangan global, harga komoditas yang menurun, dan karena perdagangan internasional yang melemah.

"Dalam konteks 10 tahun terakhir kita tumbuh cukup tinggi 5,6%," ujarnya dalam acara Investor Gathering 2017 di Jakarta, Senin (27/3).

Baca Juga:
Jelang Peluncuran, Sri Mulyani Cek Staf yang Lembur Selesaikan Coretax

Sri Mulyani melihat ada karakteristik yang membuat ekonomi Indonesia tahan banting di tengah lemahnya perekonomian global.

"Indonesia memiliki karakter, di mana mampu menjaga sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Baik itu dari konsumsi, atau belanja pemerintah sebagai bantalan," katanya.

Selain itu, populasi yang mencapai 250 juta penduduk menjadi kekuatan utama ekonomi Indonesia untuk menjaga sumber pertumbuhan ekonomi domestik.

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Mulai dari tingkat konsumsi, investasi, hingga pengeluaran pemerintah sebagai bantalan sosial sekaligus "counter" siklus ekonomi global yang melemah.

"Ini dilakukan oleh fiskal APBN sebagai alat yang penting dalam mengelola ekonomi Indonesia," katanya.

Akibatnya, tutur Sri Mulyani, ekonomi Indonesia tumbuh sehat dan stabil. Sementara itu sejumlah negara, misalnya Rusia, Brazil, dan Meksiko justru ekonominya terkoneksi di kisaran 0%, bahkan negatif.

Oleh karena itu, untuk menjaga kekuatan ekonomi nasional, pemerintah wajib menjaga domestic demand, yakni meliputi tingkat konsumsi hingga investasi yang terus dipermudah. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 10:00 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Peluncuran, Sri Mulyani Cek Staf yang Lembur Selesaikan Coretax

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Kamis, 19 Desember 2024 | 13:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Senin, 16 Desember 2024 | 11:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

PPN Jadi Naik, Berikut Daftar Lengkap Paket Kebijakan Ekonomi 2025!

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA SELATAN I

Tak Setor PPN Rp679 Juta, Direktur Perusahaan Dijemput Paksa

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

April 2024: WP Terpilih Ikut Uji Coba Coretax, Bonus Pegawai Kena TER

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

2025, BI Beli SBN di Pasar Sekunder dan Debt Switch dengan Pemerintah

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN KUDUS

Ditopang Pajak Penerangan Jalan dan PBB-P2, Pajak Daerah Tembus Target

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan