Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam (SDA) minyak dan gas bumi (migas) pada Januari-Maret 2022 tumbuh 113,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi PNBP SDA migas pada kuartal I/2022 mencapai Rp32,6 triliun. Angka tersebut setara dengan 37,9% dari target yang ditetapkan pada tahun ini.
"Meskipun ICP ini dari sisi liftingnya lebih rendah dari asumsi APBN, tetapi penerimaan nominalnya naik karena harga ICP kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Realisasi APBN edisi April 2022, Rabu (20/4/2022).
Lifting minyak pada Februari 2022 sebanyak 611.000 barel per hari, atau di bawah target yang telah ditetapkan dalam APBN mencapai 703.000 barel per hari.
Sementara itu, rata-rata ICP pada periode Desember 2021 sampai dengan Februari 2022 senilai US$84,99 per barel, jauh di atas posisi harga pada periode Desember 2020 hingga Februari 2021, yaitu US$53,77 barel per hari.
"Jadi, kinerja PNBP ini, terutama karena faktor ICP harga minyak yang memang lebih tinggi dari asumsi. Kenaikannya sudah lebih dari 2 kali lipat," ujar Sri Mulyani.
Menkeu optimistis target PNBP SDA migas pada akhir tahun ini bisa tercapai. Kendati demikian, ia menilai kenaikan harga migas di lain hal bisa berdampak pada tambahan beban belanja negara, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Nah, kita lihat kalau Maret masih tinggi, penerimaan ICP masih akan bertahan tinggi. Namun ini dampaknya pada harga BBM kita," tuturnya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.