BADAN PUSAT STATISTIK:

Kuartal III, Prospek Ekonomi Cenderung Turun

Redaksi DDTCNews | Senin, 06 Agustus 2018 | 17:07 WIB
Kuartal III, Prospek Ekonomi Cenderung Turun

JAKARTA, DDTCNews - Momen besar Ramadan, naiknya belanja sosial dan libur panjang lebaran, telah mengerek angka pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,27% dan tumbuhnya konsumsi rumah tangga yang mampu lewati angka 4%.

Namun, tingginya angka pertumbuhan pada paruh kedua semester I diperkirakan tidak akan terulang untuk sisa waktu tahun ini.

Setidaknya itulah gambaran indeks tedensi bisnis dan konsumen untuk kuartal III yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Kedua indeks tersebut mencatat penurunan.

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

"Angka ini masih sebatas prakiraan dan bisa berubah dalam waktu berjalan," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (6/8).

Dia menjelaskan untuk Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III diperkirakan sebesar 106,05. Angka ini turun dari ITB kuartal II yang sebesar 112,82.

Penurunan lebih tajam terjadi untuk Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang turun dari 125,43 pada kuartal II dan diperkirakan menjadi 96,99 pada kuartal III 2018.

Baca Juga:
Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

"Untuk ITK turun agak dalam karena adanya perkiraan penurunan pendapatan karena tidak ada THR lagi. Selain itu juga berkurangnya rencana konsumen untuk membeli barang tahan lama, rekreasi dan menggelar hajatan," jelasnya.

Oleh karena itu, untuk kuartal III pemerintah memainkan peran kunci untuk jaga pertumbuhan tidak jauh berbeda dari angka di kuartal II. Belanja yang lebih merata dan pengendalian inflasi merupakan dua instrumen yang dapat dilakukan.

"Tentu kita berharap pasca angka 5,27% dapat kembali tercapai, untuk menjaga ke sana seperi saya bilang inflasi harus terkendali sehingga konsumsi rumah tangga masih bagus. Realisasi atau pencairan dari konsumsi pemerintah harus terus digalakan dan jangan numpuk di triwulan ke-4. Tapi pertumbuhanya menyebar rata dari triwulan 1 sampai 4," terangnya. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Kamis, 19 Desember 2024 | 13:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Selasa, 10 Desember 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tingkatkan Peran KEK, Airlangga: RI Perlu Contoh China dan Vietnam

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

OECD Perkirakan Ekonomi Indonesia hingga 2026 Hanya Tumbuh 5 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra