DISKUSI TAX AMNESTY

Komunikasi Politik Tax Amnesty Perlu Diperkuat

Redaksi DDTCNews | Rabu, 03 Agustus 2016 | 12:12 WIB
Komunikasi Politik Tax Amnesty Perlu Diperkuat

JAKARTA, DDTCNews — Keberhasilan program tax amnesty di satu negara bergantung pada faktor komunikasi politik dan publik, pasalnya komunikasi dan pemahaman yang kurang baik bisa mengakibatkan penolakan yang berujung pada kegagalan tax amnesty.

Pakar dan Guru Besar Kebijakan Perpajakan Universitas Indonesia Haula Rosdiana mengatakan kedua faktor tersebut mengakibatkan pola dan karakteristik tax amnesty di satu negara berbeda dengan negara lainnya.

“Secara empiris dan teoritis, literatur memberikan hasil yang bertolak belakang mengenai kegagalan dan keberhasilan. Bisa saja pasca tax amnesty penerimaan justru kembali menurun,” tuturnya saat mengisi acara diskusi panel tax amnesty di Universitas Indonesia, rabu (3/8).

Baca Juga:
FIA UI Adakan Lokakarya Online, Ulas soal Pajak Minimum Global

Haula menekankan pemerintah perlu memperkuat komunikasi politik guna menciptakan transparansi dan akuntabilitas yang bisa mengurangi distrust masyarakat terhadap pemerintah.

Menurut Haula, sekarang sudah saatnya pemerintah tidak lagi memandang tax amnesty sebagai mesin pengumpul anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) semata tetapi juga sebagai social, economic dan political engineering.

Haula menilai pemerintah benar-benar serius menggarap tax amnesty, terbukti dengan Presiden Joko Widodo yang selalau hadir dalam sosialisasi tax amnesty yang sudah digelar di beberapa kota seperti Surabaya, Medan, dan Jakarta.

“Analogi tax amnesty saat ini di Indonesia adalah jual, obral, dan lega,” pungkasnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 10 Desember 2024 | 15:48 WIB UNIVERSITAS INDONESIA

FIA UI Adakan Lokakarya Online, Ulas soal Pajak Minimum Global

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Wakil Ketua Banggar DPR: Tax Amnesty Bisa Perkuat Likuiditas Nasional

Senin, 25 November 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Jumlah Kelas Menengah Terus Menyusut, Kenaikan PPN Bakal Memperburuk?

Sabtu, 23 November 2024 | 12:25 WIB UNIVERSITAS INDONESIA

Babak Final Tax Case TIF FEB UI, Bahas Kenaikan PPN 12%

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?