Pekerja membongkar muat peti kemas di PT Terminal Peti Kemas (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu menyatakan akan terus mewaspadai kinerja ekspor dan impor yang masih mengalami perlambatan.
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan perlambatan kinerja ekspor-impor terjadi seiring dengan moderasi harga komoditas. Selain itu perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga turut mempengaruhi, terutama dari sisi ekspor.
"Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional serta menyiapkan langkah antisipasi," katanya, Jumat (17/11/2023).
Febrio mengatakan ekspor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat senilai US$22,15 miliar atau turun 10,43% (year on year/yoy). Penurunan ini terutama karena high base effect tahun lalu serta menurunnya harga komoditas pada tahun ini.
Penurunan tersebut terjadi pada semua sektor yakni industri pengolahan sebesar 5,03%, pertambangan 28,57%, dan pertanian 21,58%. Meskipun dari sisi nilai mengalami penurunan, volume ekspor masih mengalami kenaikan sebesar 7,16% sebagai indikasi permintaan dari negara-negara mitra masih cukup kuat. Secara kumulatif, ekspor Indonesia selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar.
Dia menjelaskan kinerja perdagangan yang melambat sejatinya tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara-negara mitra dagang. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi pelemahan ekonomi global.
Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama.
Di sisi lain, Febrio memaparkan impor Indonesia pada Oktober 2023 senilai US$18,67 miliar atau turun 2,42%. Penyebab utamanya yakni penurunan impor bahan baku/penolong sebesar 6,08%.
Sementara untuk impor barang konsumsi dan barang modal, masih tumbuh masing-masing sebesar sebesar 3,83% dan 11,08%. Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$183,19 miliar.
Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan pada Oktober 2023 masih melanjutkan tren surplus senilai US$3,48 miliar. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$31,22 miliar.
Surplus ini diharapkan dapat menopang posisi neraca berjalan Indonesia, yang pada gilirannya memberikan kontribusi terhadap penguatan sektor eksternal dan terjaganya stabilitas ekonomi makro.
Walaupun mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan juga mencerminkan daya tahan Indonesia di tengah risiko global yang masih eskalatif. "Peningkatan risiko ini akan terus kami waspadai dengan terus memantau dan menyiapkan berbagai opsi bantalan kebijakan untuk meredam gejolak global dan menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi," ujarnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.