KINERJA PERDAGANGAN

Kinerja Ekspor-Impor Melambat, Ini yang Diwaspadai Pemerintah

Dian Kurniati | Jumat, 17 November 2023 | 12:30 WIB
Kinerja Ekspor-Impor Melambat, Ini yang Diwaspadai Pemerintah

Pekerja membongkar muat peti kemas di PT Terminal Peti Kemas (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu menyatakan akan terus mewaspadai kinerja ekspor dan impor yang masih mengalami perlambatan.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan perlambatan kinerja ekspor-impor terjadi seiring dengan moderasi harga komoditas. Selain itu perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga turut mempengaruhi, terutama dari sisi ekspor.

"Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional serta menyiapkan langkah antisipasi," katanya, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga:
BMTP Impor Kain dan Karpet Diperpanjang, Sri Mulyani Harapkan Ini

Febrio mengatakan ekspor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat senilai US$22,15 miliar atau turun 10,43% (year on year/yoy). Penurunan ini terutama karena high base effect tahun lalu serta menurunnya harga komoditas pada tahun ini.

Penurunan tersebut terjadi pada semua sektor yakni industri pengolahan sebesar 5,03%, pertambangan 28,57%, dan pertanian 21,58%. Meskipun dari sisi nilai mengalami penurunan, volume ekspor masih mengalami kenaikan sebesar 7,16% sebagai indikasi permintaan dari negara-negara mitra masih cukup kuat. Secara kumulatif, ekspor Indonesia selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar.

Dia menjelaskan kinerja perdagangan yang melambat sejatinya tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara-negara mitra dagang. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi pelemahan ekonomi global.

Baca Juga:
Diberi Kemudahan Ekspor, Ini 6 Kriteria Eksportir Bereputasi Baik

Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama.

Di sisi lain, Febrio memaparkan impor Indonesia pada Oktober 2023 senilai US$18,67 miliar atau turun 2,42%. Penyebab utamanya yakni penurunan impor bahan baku/penolong sebesar 6,08%.

Sementara untuk impor barang konsumsi dan barang modal, masih tumbuh masing-masing sebesar sebesar 3,83% dan 11,08%. Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$183,19 miliar.

Baca Juga:
Terkendala Saat Gunakan CEISA 4.0, DJBC Bagikan Tips agar Lancar

Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan pada Oktober 2023 masih melanjutkan tren surplus senilai US$3,48 miliar. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$31,22 miliar.

Surplus ini diharapkan dapat menopang posisi neraca berjalan Indonesia, yang pada gilirannya memberikan kontribusi terhadap penguatan sektor eksternal dan terjaganya stabilitas ekonomi makro.

Walaupun mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan juga mencerminkan daya tahan Indonesia di tengah risiko global yang masih eskalatif. "Peningkatan risiko ini akan terus kami waspadai dengan terus memantau dan menyiapkan berbagai opsi bantalan kebijakan untuk meredam gejolak global dan menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi," ujarnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 18 Oktober 2024 | 19:15 WIB KEBIJAKAN BEA MASUK

BMTP Impor Kain dan Karpet Diperpanjang, Sri Mulyani Harapkan Ini

Jumat, 18 Oktober 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Diberi Kemudahan Ekspor, Ini 6 Kriteria Eksportir Bereputasi Baik

Kamis, 17 Oktober 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Terkendala Saat Gunakan CEISA 4.0, DJBC Bagikan Tips agar Lancar

Rabu, 16 Oktober 2024 | 16:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN