SURAT BERHARGA NEGARA

Khusus Tahun Ini, Pemerintah Tarik Utang Lewat Backloading Strategy

Muhamad Wildan | Selasa, 11 Juli 2023 | 14:00 WIB
Khusus Tahun Ini, Pemerintah Tarik Utang Lewat Backloading Strategy

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah tercatat hanya menerbitkan surat berharga negara (SBN) neto senilai Rp157,9 triliun pada semester I/2023, atau 22,1% dari target pada APBN 2023. Penerbitan SBN neto yang rendah ini disebabkan oleh penerapan backloading strategy.

Dalam Laporan Semester I APBN 2023, pemerintah menyebut ada 5 hal yang dipertimbangkan dalam mengimplementasikan backloading strategy pada tahun ini. Pertama, kebutuhan belanja pemerintah pada tahun ini cenderung lebih banyak pada semester II/2023.

"Pada April 2023 terjadi perlambatan kinerja serapan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja lainnya yang dipengaruhi hari libur dan cuti bersama nasional yang menyebabkan efektif hari kerja hanya 12 hari," tulis pemerintah dalam laporannya, dikutip pada Selasa (11/7/2023).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Akibat kondisi tersebut, pemerintah menyesuaikan target lelang SBN sehingga saldo kas negara tetap berada pada level optimal.

Kedua, pengadaan utang disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan nonutang dan pembiayaan utang jatuh tempo. Kebutuhan tersebut harus diperhitungkan sehingga pemerintah terhindar dari risiko gagal bayar.

Volatilitas Pasar Keuangan

Ketiga, volatilitas pasar keuangan akibat ketidakpastian global. Menurut pemerintah, faktor global memberikan dampak terbatas terhadap pasar SBN domestik seiring dengan tingginya likuiditas dari perbankan, asuransi, dan investor individu.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Keempat, saldo kas pemerintah yang bersumber dari saldo anggaran lebih (SAL) cenderung tinggi. Dengan defisit APBN 2022 sebesar 2,35% dari PDB, pemerintah memiliki SAL yang cukup tinggi sehingga bisa mengalihkan strategi dari frontloading strategy ke backloading strategy.

Kelima, penerbitan SBN pada semester I/2023 melalui lelang dilakukan dengan mengutamakan seri-seri benchmark. Langkah ini diambil untuk mengembangkan pasar SBN.

Pada semester II/2023, total SBN neto yang diterbitkan pemerintah diperkirakan hanya Rp205,1 triliun sehingga total SBN neto yang diterbitkan sepanjang 2022 diperkirakan mencapai Rp362,9 triliun atau hanya setengah dari target awal.

Rendahnya penerbitan SBN neto didukung oleh pendapatan negara yang pada tahun ini bakal lebih tinggi dari target awal, yakni mencapai Rp2.637,24 triliun, dan adanya penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp229,7 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja