PMK 153/2020

Kerja Sama Litbang? Biar Dapat Insentif, Harus Buat Proposal Bersama

Nora Galuh Candra Asmarani | Selasa, 27 Oktober 2020 | 19:02 WIB
Kerja Sama Litbang? Biar Dapat Insentif, Harus Buat Proposal Bersama

Ilustrasi. Mahasiswa memasukan cairan kimia ke botol takar untuk mengetahui khasiat daun dan kulit buah untuk dijadikan obat tradisional di Kampus Politeknik Bina Husada Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (10/6/2020). ANTARA FOTO/Jojon/foc.

JAKARTA, DDTCNews – Wajib pajak yang melakukan penelitian dan pengembangan (Litbang) melalui skema kerja sama harus membuat 1 proposal kegiatan bersama.

Dalam skema itu, masing-masing wajib pajak turut menanggung biaya Litbang. Proposal kegiatan Litbang bersama tersebut, sesuai dengan ketentuan dalam PMK 153/2020, menjadi syarat untuk memperoleh tambahan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200%.

“Dalam hal kegiatan … dilakukan melalui kerja sama antara satu atau lebih wajib pajak, dan masing-masing wajib pajak menanggung sebagian atau seluruh biaya …, wajib pajak yang melakukan kerja sama harus membuat 1 (satu) proposal kegiatan … bersama,” demikian bunyi Pasal 8 ayat (1) PMK 153/2020.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Proposal kegiatan Litbang bersama itu minimal memuat 8 informasi. Pertama, nomor dan tanggal proposal kegiatan Litbang. Kedua, nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Ketiga, fokus, tema, dan topik Litbang. Keempat, target capaian dari kegiatan Litbang.

Kelima, nama dan NPWP dari rekanan kerja sama. Keenam, perkiraan waktu yang dibutuhkan sampai mencapai hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan Litbang. Ketujuh, perkiraan jumlah pegawai dan/atau pihak lain yang terlibat dalam kegiatan Litbang. Kedelapan, perkiraan biaya dan tahun pengeluaran biaya.

Selain 8 informasi tersebut, proposal kegiatan Litbang bersama juga harus mencantumkan rencana kegiatan dan biaya yang ditanggung oleh masing-masing wajib pajak yang bekerja sama.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Adapun guna memperoleh tambahan pengurangan penghasilan bruto, masing-masing wajib pajak yang bekerjasama harus menyampaikan permohonan melalui Online Single Submission (OSS).

Permohonan harus melampirkan proposal kegiatan Litbang bersama dan surat keterangan fiskal. Permohonan tersebut juga dapat disampaikan secara luring dalam hal sistem OSS tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Jika proposal kegiatan litbang dinyatakan sesuai, wajib pajak akan diberikan pemberitahuan melalui sistem OSS. Hal ini berlaku untuk permohonan yang diajukan melalui OSS. Sementara itu, untuk permohonan secara luring, pemberitahuan kesesuaian disampaikan melalui surat pemberitahuan

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Adapun besarnya tambahan pengurangan penghasilan bruto yang dapat dimanfaatkan untuk masing-masing wajib pajak ditentukan berdasarkan dua hal. Pertama, akumulasi biaya litbang yang ditanggung masing-masing wajib pajak.

Kedua, persentase tambahan pengurangan penghasilan bruto yang diperoleh. Adapun persentase tersebut berdasarkan pada kepemilikan hak kekayaan intelektual berupa paten atau hak PVT dan/atau tercapainya tahap komersialisasi dari masing-masing wajib pajak. Simak ‘Akhirnya Terbit PMK Insentif Pajak Kegiatan Litbang'.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Minggu, 20 Oktober 2024 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Gencar Edukasi, DJP Harap Pegawai Pajak dan WP Terbiasa dengan Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN