BERITA PAJAK HARI INI

Kerek Tax Ratio, Kedua Capres Sepakat Hindari Goncangan Ekonomi

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 April 2019 | 08:36 WIB
Kerek Tax Ratio, Kedua Capres Sepakat Hindari Goncangan Ekonomi

Suasana pembukaan debat ke-5, Sabtu (13/3/2019). 

JAKARTA, DDTCNews – Kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sepakat untuk tidak menimbulkan goncangan ekonomi dalam upaya menaikkan rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (tax ratio).

Pernyataan yang dilontarkan masing-masing capres dalam debat terakhir, Sabtu (13/4/2019) tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Senin (15/4/2019). Kedua pasangan calon mengakui penerimaan pajak yang belum optimal menjadi pekerjaan rumah yang krusial.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan akan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk mengerek tax ratio yang saat ini berkisar 10%—11% menjadi 16%. Namun, dia sepakat langkah ini tidak akan membuat shock economy.

Baca Juga:
Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Joko Widodo, Capres nomor urut 01 menegaskan upaya untuk menaikan tax ratio tidak bisa dilakukan secara drastis dalam waktu yang singkat, apalagi hanya dalam waktu setahun. Hal ini membuat dana yang seharusnya bisa dipakai di sektor swasta pindah ke negara sehingga akan memunculkan distorsi.

Selain itu, beberapa media nasional juga menyoroti masalah kewajiban pelaporan data registrasi pengusaha barang kena cukai (BKC). Hal ini diatur dalam Perdirjen Bea dan Cukai No. PER-08/BC/2019. Beleid ini terkait dengan penyampaian data registrasi pengusaha BKC dan permohonan Nomor Pokok Pengusaha BKC (NPPBKC).

Berikut ulasan beritanya.

Baca Juga:
Diatur Ulang, Kriteria Piutang Pajak Tak Tertagih yang Bisa Dihapuskan
  • Peningkatan Bertahap

Capres petahana Joko Widodo mengatakan menaikkan tax ratio dari 10% menjadi 16% dalam setahun sama artinya dengan menarik sekitar Rp750 triliun dana yang ada di masyarakat ke kantong negara. Hal ini berisiko memunculkan shock economy.

Oleh karena itu, dia bersama jajaran pemerintahan akan menaikkan tax ratio secara bertahap melalui penambahan basis pajak (sebanyak-banyaknya. Langkah ini, menurutnya, sudah dimulai dengan adanya implementasi tax amnesty.

“Kita ingin agar tax base kita makin besar sehingga income negara juga akan makin banyak,” jelasnya.

Baca Juga:
Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi
  • Kejar Penghindar Pajak

Capres Prabowo Subianto pun sepakat akan melakukan perluasan basis pajak. Kubunya pun berencana memisahkan otoritas pajak dari Kementerian Keuangan. Selain itu, mereka mengaku akan menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dan menurunkan tarif PPh korporasi.

“Tentunya kami tidak ingin menimbulkan shock economy, tetapi kita juga harus berani untuk mengejar mereka-mereka yang selama ini selalu menghindari untuk membayar dan seharusnya membayar,” katanya.

  • Profil Risiko Pengusaha

Dalam Perdirjen Bea dan Cukai No. PER-08/BC/2019, penyampaian data registrasi pengusaha BKC dan permohonan NPPBKC dilakukan melalui sistem aplikasi. Apabila terjadi perubahan data, proses juga dilakukan melalui sistem tersebut. Namun, DJBC juga menyediakan penyampaian secara manual dengan formulir.

Baca Juga:
Penjelasan DJP soal Hitung PPN dengan DPP 11/12 yang Tidak Otomatis

Apabila pengusaha BKC telah mendapatkan NPPBKC sebelum implementasi beleid tersebut, mereka tetap wajib menyampaikan data registrasi BKC maksimal 6 bulan sejak aturan berlaku. Nantinya, DJBC akan melakukan penelitian data sebagai langkah monitoring dan evaluasi.

Data registrasi beserta bukti-bukti pendukungnya akan digunakan untuk menyusun database pengusaha BKC. DJBC juga akan membuat profil risiko pengusaha BKC berdasarkan database tersebut. Jika ada temuan ketidaksesuaian data, risiko pengusaha BKC bisa dinaikkan.

  • Capital Inflow Deras di Tahun Politik

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) mengatakan hingga pertengahan April 2019, aliran modal asing (capital inflow) hampir mencapai Rp91 triliun. Aliran modal itu mengalir ke surat berharga negara (SBN) senilai Rp75 triliun dan pasar saham senilai Rp15,9 triliun.

Baca Juga:
Estafet Kepemimpinan DDTCNews, Tetap Terdepan Sajikan Informasi Pajak
  • Pengusaha Harapkan Stabilitas Politik

Kalangan pengusaha berharap hajatan pesta demokrasi tidak mengganggu aktivitas ekonomi. Oleh karena itulah, kesuksesan penyelenggaraan pemilu sangat dinantikan para pelaku usaha. Hal ini dinilai mampu menjadi bantalan kondisi global yang tidak pasti.

“Kami berharap stabilitas politik dan keamanan tetap terjaga karena sangat penting untuk keberlanjutan usaha di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu,” kata Ketua Gapmmi Adhi S. Lukman. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Kamis, 30 Januari 2025 | 09:30 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diatur Ulang, Kriteria Piutang Pajak Tak Tertagih yang Bisa Dihapuskan

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:52 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penjelasan DJP soal Hitung PPN dengan DPP 11/12 yang Tidak Otomatis

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP