TAX AMNESTY

KEN: Tax Amnesty Bikin Kita Kuat

Redaksi DDTCNews | Senin, 07 November 2016 | 14:55 WIB
KEN: Tax Amnesty Bikin Kita Kuat

JAKARTA, DDTCNews - Program pengampunan pajak (tax amnesty) ternyata mampu membuat negara lain iri pada Indonesia. Pasalnya, di tengah lemahnya ekonomi global justru perekonomian Indonesia semakin terdorong.

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan negara lain 'gerah' melihat ekonomi Indonesia terbantu dengan berjalannya program tax amnesty. Banyak dampak positif yang dihasilkan melalui kebijakan perpajakan tersebut.

"Negara lain bilang Indonesia itu negara yang kurang ajar, mereka heran negara kita semakin membaik kondisi perekonomiannya. Dollar Singapura, Amerika Serikat, dan mata uang lainnya jadi lemah karena dampak tax amnesty," ujarnya di Jakarta, Senin (7/11).

Baca Juga:
Pengampunan Pajak Era Soekarno, Seperti Apa?

Kendati demikian, Ken masih belum puas dengan capaian program tax amnesty hingga saat ini. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih berharap penerimaan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan capaian pada periode I.

Menurut Ken, tarif uang tebusan periode II memang jelas berbeda, namun dia optimis penerimaan akan meningkat. Penerimaan uang tebusan per hari ini sudah mencapai Rp94,6 triliun, atau sekitar 57,4% dari total yang ditargetkan pemerintah.

Ken mengakui sejumlah langkah akan tetap diterapkan oleh DJP dan Kementerian Keuangan guna menigkatkan penerimaan program tax amnesty. Seperti, sosialisasi di berbagai pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta.

Baca Juga:
Wah! Pemprov Gelar Tax Amnesty, Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan

"Strategi masih sama, tetap kerja, kerja, dan kerja. Bahkan, Ibu Menteri (Sri Mulyani) juga telah terjun ke lapangan untuk sosialisasikan tax amnesty," tuturnya.

Ken mengatakan kesuksesan tax amnesty akan mengantarkan Indonesia keluar dari perekonomian global yang lemah, sehingga keadaan tersebut membuat sejumlah negara lain menjadi takut.
"Ekonomi Indonesia bagus, kita kuat sehingga negara lain menjadi takut," tutup Ken. (Gfa)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 06 Juli 2024 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pengampunan Pajak Era Soekarno, Seperti Apa?

Jumat, 29 Desember 2023 | 16:00 WIB PEMILU 2024

Bicara Kepastian Hukum, Ganjar Cerita Soal Peserta Tax Amnesty

Jumat, 06 Oktober 2023 | 11:43 WIB PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA

Raup Triliunan dari Penerbitan SBN Khusus PPS, Kemenkeu Beberkan Ini

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN