Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu memperkirakan defisit APBN 2022 akan lebih kecil dari outlook pemerintah pada saat ini sebesar 3,92% PDB.
Febrio mengatakan realisasi APBN hingga Juli 2022 masih mengalami surplus Rp 106,1 triliun atau 0,57% PDB. Dengan kinerja pendapatan negara yang diperkirakan tetap positif, defisit APBN pun bakal makin menyempit.
"Ada ruang bagi kita untuk menjaga ini bahkan bisa [defisit APBN] lebih rendah lagi sampai ke akhir tahun 2022," katanya, Senin (8/8/2022).
Febrio mengatakan APBN telah bekerja sebagai shock absorber di tengah tekanan pandemi Covid-19 sehingga defisitnya melebar. Oleh karena itu, langkah-langkah konsolidasi fiskal harus dilakukan untuk menyehatkan APBN walaupun dengan tetap hati-hati agar tidak menimbulkan syok pada perekonomian.
Dia memaparkan semula defisit dalam UU APBN 2022 dirancang sebesar 4,85% PBB. Angka itu kemudian direvisi ke bawah menjadi 4,5% PDB melalui Perpres 98/2022.
Seiring dengan perkembangan perekonomian, pemerintah bahkan membuat outlook APBN 2022 dengan defisit hanya 3,92%.
Febrio memperkirakan pendapatan negara masih akan mengalami pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang meski terjadi tren penurunan harga komoditas. Di sisi lain, pemerintah akan tetap memastikan belanja negara tetap berjalan secara efisien.
Menurutnya, realisasi defisit yang kecil pada tahun ini bakal mempermulus langkah pemerintah menuju konsolidasi fiskal 2023.
"Inilah yang kita harapkan menjadi disiplin fiskal yang mewarnai bagaimana cara pemerintah untuk mengelola fiskalnya ke depan," ujarnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.