Dirjen Bea dan Cukai Askolani.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan berencana mempersempit jarak atau disparitas antarlapisan tarif pada cukai hasil tembakau (CHT).
Dirjen Bea dan Cukai Askolani mengatakan disparitas antarlapisan tarif CHT atau rokok saat ini memang masih besar. Hal ini menjadi tantangan karena dapat mendorong eksploitasi CHT golongan 2 dan 3 oleh pabrikan besar.
"Disparitas harga memang menjadi salah satu tantangan kami, tetapi dengan kebijakan yang ada saat ini, ini menjadi masukan untuk implementasi pada 2025," katanya, dikutip pada Jumat (28/6/2024).
Askolani menuturkan pemerintah dalam penyusunan kebijakan CHT 2025 bakal turut memperhatikan pengusaha pabrik hasil tembakau yang selama ini terbagi dalam golongan 1, 2, dan 3.
Hal itu juga dikarenakan setiap kebijakan CHT, , termasuk tentang penetapan lapisan tarif, dapat berimplikasi pada keberlangsungan industri dan petani hasil tembakau.
Melalui dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, pemerintah memerinci arah kebijakan teknis di bidang cukai pada tahun depan. Salah satunya ialah dengan mendekatkan disparitas antarlapisan tarif CHT.
Kemudian, ada rencana melanjutkan penyederhanaan lapisan tarif CHT, menetapkan tarif CHT secara multiyears, serta kenaikan tarif dengan moderat.
Mengenai layer tarif CHT, pemerintah telah melakukan simplifikasi sejak beberapa tahun lalu. Secara bertahap, struktur tarif CHT sudah turun dari 19 lapisan pada 2009 menjadi hanya 8 lapisan pada 2022.
Wacana penyederhanaan struktur tarif cukai tersebut juga masuk dalam Perpres No. 18/2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.